WahanaNews.co, Kairo - Indonesia terus memperkuat hubungan perdagangan dengan Pakistan, salah
satunya melalui dorongan untuk melanjutkan proses Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement
(IP-TIGA).
Hal tersebut dikemukakan Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri saat melakukan pertemuan dengan Mendag Pakistan, Jam Kamal Khan di Kairo, Mesir, Selasa (2/12). Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela rangkaian The 4th Meeting of the D-8 Trade
Ministers Council di Kairo, (1-2/12).
Baca Juga:
Penuhi Permintaan Global, Kemendag Kembali Lepas Ekspor Tiga Kontainer Produk Dekorasi Rumah
“Indonesia dan Pakistan telah menjalin hubungan bilateral yang baik selama ini, tidak terkecuali di bidang perdagangan. Oleh karena itu, kami mendorong IP-TIGA kembali dilanjutkan untuk mengeksplorasi peluang kerja sama yang lebih luas dan menguntungkan. Kami berharap, hal ini secara efektif dapat mendorong peningkatan hubungan dagang bagi kedua negara,” ujar Wamendag Roro.
Perundingan IP-TIGA dimulai pada tahun 2019 dan sejak saat itu, dua putaran perundingan telah
dilaksanakan. Kedua pihak telah menyepakati kerangka acuan perundingan dan melaksanakan
pertukaran data perdagangan dan tarif sebagai dasar untuk melakukan kajian dan penawaran. Namun,
perundingan ini terhenti karena Pakistan belum menyampaikan tanggapan atas usulan draf naskah dan modalitas perundingan dari Indonesia.
Adapun ekspor Indonesia berpotensi meningkat dengan dilanjutkannya IP-TIGA, khususnya untuk beberapa komoditas seperti minyak kelapa sawit dan turunannya, asam lemak industri,
monokarboksilat, minyak asam dari penyulingan, dan campuran lemak dan minyak yang dapat dikonsumsi.
Baca Juga:
Berpotensi Laris Manis di Pasar Global, Wamendag Dorong Ekspor Produk Hilirisasi Kakao Indonesia
Selain itu, peluang lain yang berusaha dijajaki oleh Indonesia yaitu pendirian ITPC di Karachi, investasi di Pakistan, dan pengenaan bea masuk antidumping terhadap serat staple poliester.
Terkait hal tersebut, Wamendag Roro mengusulkan agar negosiasi dilanjutkan pada tahun 2026 untuk
menyediakan waktu yang cukup bagi masing-masing tim negosiasi dalam menyiapkan posisi mereka.
“Kami merasa bahwa tahun depan menjadi momentum yang tepat untuk melanjutkan, mengingat adanya rencana kehadiran Menteri Perdagangan RI pada Pakistan Edible Oil Conference ke-8 di Karachi serta kemungkinan hadirnya Presiden RI di perayaan National Day Pakistan di Islamabad pada Maret 2026,” tutur Wamendag Roro.