WahanaNews.co | Implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap terus mengalami peningkatan.
Penggunanya tak hanya di sektor industri. Pengguna PLTS Atap dari sektor rumah tangga juga terus meningkat.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
"Hingga Mei 2022, jumlah pelanggan PLTS Atap sektor rumah tangga kapasitas (mencapai) 14,94 MW," ungkap Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dikutip Rabu (06/7).
Dadan menjelaskan, jumlah kapasitas tersebut setara dengan 4.377 pelanggan. Sebelumnya, mengungkapkan, pada tahun 2025 mendatang pemerintah menargetkan bauran EBT dapat mencapai 23%.
Kenaikan Tarif Listrik Dinilai Menjadi Momentum untuk Pengambangan PLTS Atap
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
"Ini akan ekuivalen dengan pengurangan emisi sebesar 198 juta ton CO2e," kata Dadan.
Merujuk peta jalan transisi energi yang disiapkan pemerintah, implementasi PLTS Atap masuk dalam salah satu strategi untuk mencapai target bauran EBT tersebut.
Dalam peta jalan yang disiapkan tersebut, implementasi PLTS Atap diharapkan dapat mencapai kapasitas 3,6 GW pada tahun 2025 mendatang.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa mengungkapkan, masih ada sejumlah kendala yang menghambat akselerasi pemanfaatan PLTS Atap.
Beberapa contoh di antaranya yakni pembatasan instalasi maksimum 10% hingga 15% dari total kapasitas terpasang.
"Untuk pelanggan rumah tangga sudah 2 sampai 3 bulan kesulitan mendapatkan meter ekspor impor," kata Fabby.
Fabby menambahkan, proses perizinan juga masih jadi salah satu kendala saat ini. Menurutnya, PLN mengharuskan adanya kajian kelayakan terlebih dahulu untuk instalasi PLTS Atap.
Padahal, langkah ini dinilai tidak perlu. Selain itu, Fabby berharap implementasi Permen ESDM Nomor 26 tahun 2021 dapat dilakukan agar mendorong implementasi ketentuan ekspor impor listrik 100%. [qnt]