WahanaNews.co, Jakarta - Seiring dengan perkembangan era digital, cashless society atau masyarakat nontunai di Indonesia tumbuh semakin cepat.
Masyarakat nontunai ini mengedepankan transaksi secara digital tanpa menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran.
Baca Juga:
Makin Digemari, Volume Transaksi QRIS Bank Muamalat Naik 148% pada Kuartal III-2024
Adapun, transaksi digital dilakukan tidak hanya dengan kartu debit atau kartu kredit, tetapi juga melalui e-wallet atau melalui QR code dan perangkat lain yang terhubung dengan internet.
Melansir CNBC Indonesia, Kamis (20/6/2024) model transaksi ini berkembang pesat di Tanah Air. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Bali, banyak toko-toko dan restoran tidak menerima pembayaran tunai lagi.
Dikutip dari studi Visa Consumer Payment Attitudes, ternyata 63% konsumen Indonesia membawa lebih sedikit uang tunai.
Baca Juga:
Bank Kalsel dan Pemko Banjarmasin Modernisasi Transaksi Pasar Terapung dengan QRIS
Sementara itu, laporan Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada yang mengutip Visa juga mengungkapkan 65% masyarakat mengaku transaksi nontunai lebih mudah, sementara 55% menilai tidak ribet dan 51% mengaku pembayaran nontunai diterima dimana saja.
Studi Visa menyebutkan bahwa Covid-19 dapat mempercepat terciptanya masyarakat non-tunai di Indonesia pada tahun 2026, empat tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2030.
Terbukti, saat Bank Indonesia (BI) pertama kali meluncurkan quick response Indonesian standard atau QRIS pada 17 Agustus 2019, masyarakat belum akrab dengan teknologi QR code.