WahanaNews.co | Lonjakan transaksi elektronik atau e-commerce di Indonesia yang dipengaruhi oleh pandemi diprediksi bakal terus berlanjut. Nilai transaksi bruto e-commerce diperkirakan melonjak 128 persen hingga mencapai USD 98 miliar dalam kurun waktu 2023-2026.
Nilai e-commerce Indonesia diperkirakan akan melampaui negara tetangga seperti Vietnam ($33 miliar), Thailand ($26 miliar) dan Filipina ($17 miliar) pada tahun 2026.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Prediksi ini tercermin dalam laporan International Data Corporation (IDC) baru-baru ini yang diterbitkan oleh platform pembayaran terkemuka 2C2P dan Merchant Risk Council (MRC), asosiasi keanggotaan global bagi praktisi pembayaran dan pencegahan transaksi penipuan.
Country Head 2C2P Indonesia Adi Nugroho menyebut, seiring pertumbuhan e-commerce dan metode pembayaran yang beragam, pihaknya terus menyempurnakan langkah-langkah pencegahan dan mengimplementasikan pembaruan secara berkala untuk memitigasi ancaman terbaru guna melindungi merchant dan konsumen
"2C2P berada di posisi strategis guna memperluas lanskap pembayaran digital Indonesia dan mendukung bisnis-bisnis papan atas yang memiliki rencana memperluas pasar konsumen secara global, serta membantu perusahaan menyediakan solusi pembayaran mereka lebih cepat dari sebelumnya pasca pandemi," ungkapnya, melansir kumparan.com, Rabu (22/3/2023).
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Dengan adanya proyeksi tersebut, 2C2P Indonesia mengambil sikap untuk terus memperkuat komitmen guna melindungi merchant dan juga konsumen.
Hal ini sejalan dengan strategi perusahaan dengan memperkuat tim kepemimpinan di Indonesia untuk memperluas dan melokalkan kapabilitas penjualan, produk dan jaringan di seluruh Nusantara.
Sedangkan menurut CEO MRC Julie Fergerson, dengan jumlah penduduk yang besar dan berkembang pesatnya transaksi online, Indonesia telah muncul sebagai pusat pertumbuhan ekonomi digital.