Meski, harus diakui, skala maupun jangkauan bisnis Petronas jauh melampaui Pertamina, yang sejatinya lebih dulu berdiri alias lebih tua.
Sebagai informasi saja, Petronas berdiri pada tahun 1974.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Sementara Pertamina, yang awalnya bernama PT Perusahaan Minyak Nasional, berdiri pada tahun 1957 dengan mewarisi sumur-sumur minyak peninggalan Belanda.
Saat booming minyak bumi terjadi, Petronas justru secara perlahan terus bertumbuh menjadi perusahaan minyak multinasional yang selanjutnya menganggkangi Pertamina di belakangnya.
Padahal, saat Orde Baru, Indonesia diberkahi dengan banyaknya sumur minyak produktif.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Di mana pada periode 1980-an produksi minyak Indonesia sempat mencapai 1,6 juta barel per hari, di saat bersamaan konsumsi minyak nasional masih rendah.
Bandingkan dengan produksi minyak Indonesia saat ini yang berada di kisaran naik turun 500-700 ribu barel per hari.
Karena tak cukup memenuhi kebutuhan minyak nasional yang selalu di atas 1 juta barel per hari, Indonesia pun kini menjadi net importer minyak bumi.