WahanaNews.co | Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi mengungkapkan bahwa sektor Pertanian merupakan kunci menghadapi resesi ekonomi akibat ketidakpastian global yang mengancam pasokan pangan dan pasokan energi dunia.
Hal ini dibuktikan sektor pertanian menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 yang mencapai 5,44%.
Baca Juga:
Mentan Ajak Gerakan Pramuka Kontribusi Majukan Pertanian
"Kemampuan sektor pertanian sebagai tiga besar penopang pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II tahun ini harus menjadi catatan penting karena menjadi bukti jika sektor ini memang keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Maka sektor pertanian harus terus diperkuat apalagi saat ini dunia di ambang krisis pangan dan energi yang pasti berimbas ke Indonesia," kata Fathan Subchi, Selasa (9/8/2022).
Ia mengatakan, sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 mencapai 12,98% atau tumbuh 1,37% dibanding periode sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan ini memberikan dampak sedikit banyak pada peningkatan ekonomi di sejumlah daerah.
"Secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun patut mendapatkan apresiasi luar biasa, karena pertumbuhan ini terjadi di kala banyak negara lain menujukkan tren penurunan performa ekonomi mereka. Bahkan ada negara yang sudah diambang kebangkrutan tapi kita justru menunjukkan tren kenaikan," katanya.
Baca Juga:
Menkeu Ingatkan Adanya Krisis Pangan dan Energi di 2023
Politikus PKB ini meminta pemerintah terus memperkuat sektor pertanian dengan meningkatkan skala ekonomi. Selain itu harus terus dimasifkan penerapan teknologi pertanian di sentra-sentra pertanian di berbagai wilayah tanah air.
"Dengan demikian biaya produksi dapat menjadi lebih murah, sehingga menimbulkan harga yang kompetitif dari produksi komoditas pertanian nasional," ujarnya.
Penguatan sektor pertanian, lanjut Fathan, kian menemukan urgensinya karena krisis pangan dan energi akibat krisis Ukrania-Rusia belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Situasi global kian tak menentu setelah ketegangan di Asia Timur meningkat menyusul latihan militer besar-besar China di Selat Taiwan.