WahanaNews.co | Saham-saham di Wall Street sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah investor mencerna data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan, yang memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve (Fed) dapat menaikkan suku bunga utama sebanyak 100 basis poin akhir bulan ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 208,54 poin atau 0,67 persen, menjadi menetap di 30.772,79 poin. Indeks S&P 500 melemah 17,02 poin atau 0,45 persen, menjadi berakhir di 3.801,78 poin.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 17,15 poin atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 11.247,58 poin. Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor industri dan jasa komunikasi masing-masing terpangkas 1,2 persen dan 1,07 persen, memimpin penurunan.
Sektor konsumen non-primer dan kebutuhan pokok konsumen masing-masing naik 0,86 persen dan 0,01 persen, hanya dua kelompok yang menguat.
Sementara ketiga indeks ekuitas utama AS memantul dari posisi terendah yang dicapai di awal hari, dan kadang-kadang naik tipis ke wilayah positif sepanjang sesi, semuanya merah pada bel penutupan.
Baca Juga:
Saham Prajogo Pangestu Rontok, Rp 180 Triliun Hilang dalam Hitungan Menit
Pertumbuhan harga konsumen tahun-ke-tahun dipercepat menjadi 9,1 persen, angka terpanas sejak November 1981, didorong oleh lonjakan bulanan 11,2 persen dalam harga bensin.
Tanpa harga makanan dan energi yang bergejolak, yang telah mereda sejak periode survei laporan, IHK inti mendingin ke tingkat tahunan 5,9 persen.
"Anda akan mengharapkan (laporan) IHK yang kami lihat akan menjadi peristiwa riskoff (penghindaran risiko) yang besar, tetapi pasar telah mengabaikannya," kata Analis Strategi Investasi Baird, Ross Mayfield, di Louisville, Kentucky.