WahanaNews.co | 75 negara atau wilayah di 6 benua saat ini mengklaim jadi rumah bagi para miliarder di tahun 2022. Namun secara global, jumlah miliarder di seluruh dunia mengalami penurunan dari 2.755 pada tahun lalu, jadi 2.668.
Apa alasan terbesar terjadinya penurunan? salah satunya karena China dihantam wabah Covid-19 berkepanjangan yang mengganggu rantai pasokan dan manufaktur. Ditambah regulasi baru perusahaan teknologi dan hubungan Beijing dengan Rusia juga menjadi kekhawatiran.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Beberapa miliarder China yang paling terdampak termasuk Mantan Chairman Pinduoduo, Colin Huang serta bos raksasa internet Tencent Holdings, Ma Huateng dan Jack Ma dari Alibaba.
Dengan 539 miliarder yang turun dari tahun lalu, China masih menjadi negara dengan miliarder terbanyak kedua.
Negara lain yang kehilangan banyak miliarder adalah Rusia. Invasi Presiden Vladmimir Putin ke Ukraina dan reaksi cepat dari masyarakat internasional mengirim pasar Rusia terjun bebas pada bulan Februari.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Secara signifikan, jumlah miliarder Rusia berkurang 34 orang dari tahun 2021 lalu seiring kemerosotan harga saham, nilai mata uang rubel anjlok serta sanksi yang menghantam aset oligarki Rusia.
Harta kekayaan kolektif para miliarder di Rusia menyusut dari USD584 miliar tahun lalu menjadi USD320 miliar tahun ini.
Beberapa menjadi pecundang terbesar termasuk di antaranya raja minyak Vagit, Alekperov dan Alexey Mordashov, yang sebelumnya menyandang gelar orang terkaya di Rusia.