WahanaNews.co | Saat ini, kekhawatiran akan kemungkinan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan melebar ke berbagai negara sedang menjadi fokus dunia.
Terlebih, saat ini dilaporkan ada 100 senjata nuklir milik Amerika Serikat yang telah berada di wilayah sekitar Rusia.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Mengutip dari media Inggris, Express, keberadaan 100 senjata nuklir ini buntut serangan Moskow ke Ukraina.
Pakar militer dari James Martin Center for Nonproliferation Studies, yakni Miles A Pomper dan Vasili Tuganov, menyebut, ada ratusan senjata nuklir AS berada di negara Eropa yang merupakan bagian dari NATO.
Pakar tersebut mengatakan bahwa senjata jarak pendek AS itu diyakini dikerahkan di lima negara NATO di Eropa.
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
"Sekitar setengah dari sekitar 200 senjata jarak pendek AS, diyakini dikerahkan di lima negara NATO di Eropa," katanya, dikutip Selasa (24/5/2022).
Nuklir tersebut di antaranya berada di Pangkalan Udara Volkel di Belanda, Pangkalan Udara Kleine Brogel, di Belgia dan Pangkalan Udara Buchel di Jerman menampung bom gravitasi B61-3 dan B61-4 milik Washington.
Senjata tersebut juga dilaporkan ada di pangkalan Ghendi dan Aviano, keduanya di Italia, dan Pangkalan Udara Incirlik di Turki.
Bom Nuklir B61 sendiri adalah jenis utama bom gravitasi termonuklir AS.
Bom ini bahkan dilaporkan bisa jauh lebih berbahaya, dibanding bom atom generasi pertama.
Tak hanya di daratan Eropa, keberadaan senjata nuklir ini juga dilaporkan di Inggris.
"Senjata Washington di wilayah NATO diperkirakan disimpan di ruang bawah tanah pangkalan udara, dengan kode Permissive Action Link (PAL) yang membatasi penggunaannya di AS," tambah keduanya lagi.
Meski sudah ada 1 bom nuklir di AS dan wilayah NATO, namun jumlah tersebut masih sedikit jika dibandingkan pada puncak ketegangan Perang Dingin.
Situasi antara Rusia dan NATO diketahui memanas seusai negara-negara Barat tersebut mempersenjatai Ukraina dalam inavasi.
Ketegangan pun masih terjadi hingga kini, di tengah berbagai sanksi yang diberikan antar kedua negara tersebut. [gun]