Salah satu contohnya yakni pemerintah China melakukan lisensi beberapa alutsista dari Uni Soviet untuk diproduksi di dalam negeri China.
Dilansir dari situs wikipedia.com, beberapa alutsista Uni Soviet di masa lalu yang diproduksi secara lisensi oleh China yakni, pesawat tempur J-2 yang merupakan lisensi dari MiG-15, kemudian ada jet tempur Chengdu J-7 yang merupakan produksi lisensi dari jet tempur MiG-21.
Baca Juga:
Termasuk Indonesia, Ini Daftar Negara yang Diwaspadai Amerika Serikat
Bahkan, di era kini pemerintah China tidak hanya melakukan kerjasama dengan negara blok timur, namun juga blok barat dalam bidang pengembangan persenjataan. Salah satu contohnya adalah pembuatan Helikopter Harbin Z-9 yang merupakan lisensi dari Eurocopter AS365 Dauphin dari Prancis.
Seiring berkembangnya waktu, industry China juga mulai berkembang memproduksi beragam alutsistanya secara mandiri berdasarkan turunan dari alutsista yang telah dilisensi dari negara lain.
Salah satu contohnya seperti jet tempur Nanchang Q-5 yang merupakan pengembangan dari MiG-19 Uni Soviet dan beragam pengembangan dari perangkat elektronik dan mesin untuk kendaraan militer.
Baca Juga:
5 Angkatan Laut di Laut Merah, Mana yang Paling Tangguh?
2. Memperkuat Investasi Industri Manufaktur
Kemampuan industri China di era kini memang cukup menguasai beragam pasar internasional. Banyak barang dan produk dari pabrikan China mulai membanjiri pasar-pasar di berbagai negara.
Mulai dari perangkat elektronik, kendaraan hingga teknologi software dan perangkat lunak mulai sedikit demi sedikit bersaing dengan pabrikan dari negara lain.