WahanaNews.co | Petugas
penyelamat di Jepang menyisir rumah-rumah yang hancur dan jalanan yang
tertimbun lumpur sekitar dua hari, usai terjadi tanah longsor akibat hujan
deras melanda.
Korban tewas dilaporkan sebanyak 4 orang dan 64 orang lainnya masih hilang.
Baca Juga:
Sejarah Raksasa Otomotif Toyota, Mulai Berdirinya dan Bagaimana Ia Masuk Indonesia
Seperti dilansir Reuters, Senin (5/7/2021), ketiga korban
tewas itu tercatat di kota tepi pantai Atami, yang dilanda tanah longsor hebat
pada akhir pekan setelah hujan deras terus mengguyur. Longsor di kota ini
diwarnai banjir lumpur dan bebatuan yang menerjang jalanan dan rumah-rumah
warga.
"Kami ingin menyelamatkan sebanyak mungkin korban ...
yang terkubur puing-puing sesegera mungkin," ucap Perdana Menteri (PM)
Jepang, Yoshihide Suga, kepada wartawan setempat.
Suga menegaskan bahwa polisi, petugas pemadam kebakaran dan
personel militer melakukan upaya terbaik untuk mencari dan menyelamatkan
korban.
Baca Juga:
Begini Sejarah Permainan Sepak Bola dan Perkembangannya
Juru bicara otoritas setempat, Hiroki Onuma, menuturkan
kepada Reuters bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi tiga orang setelah
satu korban lainnya dikonfirmasi tewas di kota Atami yang berjarak 90 kilometer
sebelah barat daya Tokyo.
Kantor berita Kyodo News Agency menyebut korban tewas ketiga
merupakan seorang wanita, namun identitasnya tidak dirilis ke publik.
Onuma dalam pernyataannya juga menyebut bahwa 64 orang
lainnya masih dinyatakan hilang usai longsor melanda kota Atami pada Sabtu
(3/7) pagi waktu setempat. "Kami berkomunikasi dengan berbagai kelompok dan
terus melanjutkan upaya pencarian," ujar Onuma.
Lebih lanjut, Onuma menyebutkan bahwa awalnya laporan
menyebut 20 orang hilang usai longsor melanda. Namun jumlah korban hilang
melonjak tajam mulai Senin (5/7) waktu setempat, setelah petugas juga mulai memeriksa
dari daftar nama warga setempat bukan hanya mendasarkan dari panggilan telepon
warga yang tidak bisa menghubungi anggota keluarga mereka.
Sekitar 130 bangunan di Atami dilaporkan terdampak tanah
longsor ini. Atami diketahui merupakan kota wisata yang terkenal dengan sumber
mata air panas di lereng-lereng curam yang mengarah ke teluk.
Laporan media lokal menyebut longsor yang membawa air,
lumpur dan puing-puing ini mengalir di sepanjang sungai sejauh 2 kilometer
hingga berakhir ke lautan.
"Ibu saya masih hilang. Saya tidak pernah membayangkan
hal seperti ini bisa terjadi," tutur salah satu warga kepada televisi
nasional NHK.
Meskipun Onuma menyatakan bahwa hujan deras telah berhenti
di Atami untuk saat ini, prakiraan cuaca menyebut hujan deras akan kembali
mengguyur dan berpotensi memicu tanah longsor lainnya.
"Situasinya tidak bisa ditebak," tandas Onuma. [qnt]