WahanaNews.co | Sebuah kapal kontainer besar merapat ke Pelabuhan Baltimore dan mengangkut lembaran kayu lapis, batang aluminium dan bahan radioaktif. Semua produk itu diketahui bersumber dari ladang, hutan, dan pabrik Rusia, seperti dilansir AP, Jumat (26/8/2022).
Padahal, Presiden AS Joe Biden berjanji untuk "menimbulkan rasa sakit" dan memberikan "pukulan telak" pada Vladimir Putin melalui pembatasan perdagangan komoditas seperti vodka, berlian, dan bensin setelah invasi Rusia ke Ukraina enam bulan lalu.
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
Namun nyatanya, ratusan jenis barang yang bernilai miliaran dolar, termasuk yang ditemukan di kapal tujuan Baltimore dari St. Petersburg, Rusia, terus mengalir ke pelabuhan AS.
AP menemukan lebih dari 3.600 pengiriman kayu, logam, karet, dan barang-barang lainnya telah tiba di pelabuhan AS dari Rusia sejak mulai meluncurkan rudal dan serangan udara ke tetangganya pada Februari lalu.
Meski begitu, itu menjadi penurunan yang signifikan dari periode yang sama pada tahun 2021 ketika sekitar 6.000 pengiriman tiba dengan nilai hingga lebih dari 1 miliar dolar AS per bulan.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Pada kenyataannya, tidak ada yang terlibat untuk benar-benar mengharapkan perdagangan terhenti setelah invasi. Melarang impor barang-barang tertentu kemungkinan akan lebih merugikan sektor-sektor tersebut di AS daripada di Rusia.
“Ketika kita menjatuhkan sanksi, itu bisa mengganggu perdagangan global. Jadi tugas kami adalah memikirkan sanksi mana yang memberikan dampak paling besar sekaligus memungkinkan perdagangan global berjalan,” kata Duta Besar Jim O'Brien.
Para ahli mengatakan, ekonomi global sangat terkait sehingga sanksi harus dibatasi cakupannya untuk menghindari kenaikan harga di pasar yang sudah tidak stabil.