WahanaNews.co | Setidaknya ada 8 pengusaha terkemuka Rusia dilaporkan meninggal dunia lantaran bunuh diri atau kecelakaan dalam kurun waktu enam bulan sejak akhir Januari ini.
Enam diantaranya terkait dengan dua perusahaan energi terbesar Rusia, raksasa Gazprom dan perusahaan minyak dan gas swasta Lukoil.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dikutip dari CNN, pada awal tahun ini perusahaan tersebut mengambil sikap publik yang tidak biasa dengan menentang tindakan Rusia di Ukraina, menyerukan simpati bagi para korban dan meminta agar konflik segera berakhir.
Menurut kantor berita Rusia TASS, Petinggi Lukoil Ravil Maganov meninggal dunia minggu ini setelah terjatuh dari jendela di sebuah rumah sakit di Moskow.
Lukoil mengonfirmasi kematian Maganov pada Kamis (1/9/2022) lalu, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs webnya.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Maganov meninggal setelah sakit parah," kata Lukoil, tanpa menyebutkan jatuh. "Maganov sangat berkontribusi pada pengembangan tidak hanya perusahaan, tetapi juga seluruh sektor minyak dan gas Rusia."
TASS juga melaporkan, manajer top Lukoil lainnya, Alexander Subbotin ditemukan tewas di dekat Moskow pada bulan Mei lalu setelah mengunjungi seorang shaman atau dukun. Kantor Berita Rusia ini menambahkan, polisi sedang membuka penyelidikan kriminal atas kasus tersebut.
Kematian pejabat Gazprom
Berita kematian pertama pengusaha terkemuka Rusia yang dilaporkan tahun ini, yaitu seorang eksekutif Gazprom yang ditemukan tewas di pondoknya di desa Leninsky, Saint Petersburg, Rusia, pada 30 Januari 2022.
Menurut outlet media pemerintah Rusia RIA Novosti melaporkan catatan bunuh diri ditemukan di tempat kejadian dan para penyelidik mengungkapkan kematian itu sebagai bunuh diri.
Stasiun TV Rusia RenTV mengidentifikasi pria tersebut adalah kepala transportasi di Gazprom Invest, Leonid Shulman.
Sebulan setelah kabar kematian Shulman, eksekutif Gazprom lainnya ditemukan tewas di desa yang sama.
Surat kabar independen Rusia Novaya Gazeta, melaporkan Alexander Tyulakov ditemukan tewas di garasinya pada 25 Februari lalu. Surat kabari ini mengungkapkan Tyulakov meninggal dunia karena bunuh diri.
Baik Gazprom maupun Komite Investigasi Rusia belum memberikan tanggapan mengenai permintaan komentar yang diminta CNN terkait kasus tersebut.
Sementara itu, dua pengusaha Rusia lainnya yang memiliki hubungan dengan Gazprom tewas dalam insiden pembunuhan pada bulan April lalu.
Salah satunya adalah mantan wakil presiden Gazprombank, Vladislav Avayev yang ditemukan tewas bersama istri dan putrinya di apartemennya di Moskow pada 18 April, seperti yang dilaporkan TASS.
TASS mengklaim pihak berwenang yang menyelidiki kasus kematian keluarga Avayev menetapkan kasus tersebut sebagai pembunuhan-bunuh diri.
Pembunuhan–bunuh diri adalah aksi pembunuhan satu orang atau lebih, sebelum atau pada waktu yang bersamaan, pelaku akan membunuh dirinya sendiri.
Perwakilan dari Komite Investigasi untuk Moskow, Yulia Ivanova mengatakan seseorang kerabat menemukan mayat Avayev, setelah dihubungi oleh supir dan pengasuh keluarga Avayev bahwa mereka tidak dapat menghubungi Avayev melalui telepon atau masuk ke apartemen karena terkunci dari dalam.
Mantan Wakil Presiden Gazprombank, Igor Volobuev mengatakan dia tidak percaya Avayev meninggal dunia karena bunuh diri.
"Pekerjaannya adalah berurusan dengan perbankan swasta, itu berarti berurusan dengan klien VIP. Dia bertanggung jawab atas sejumlah besar uang. Jadi, apakah dia bunuh diri? Saya rasa tidak. Saya pikir dia tahu sesuatu dan dia menimbulkan semacam risiko," kata Volobuev pada bulan April lalu.
Sehari setelah Avayev ditemukan tewas di apartemennya, pada 18 April lalu mantan eksekutif produsen gas Novatek, yang juga dimiliki Gazprom, Sergey Protosenya ditemukan tewas di rumahnya yang terletak di Lloret de Mar, sebuah resor Mediterania yang dekat dengan Barcelona, Spanyol.
Mayat istri dan putri Protosenya, yang terdapat tanda-tanda kekerasan di tubuh mereka, ditemukan di dalam rumah mewah keluarga itu. Sementara menurut sumber resmi yang terlibat dalam penyelidikan itu pada pekan lalu, mengungkapkan tubuh Protosenya ditemukan di taman luar rumah.
Polisi Catalan di Provinsi Girona, di mana kota Lloret de Mar berada mengatakan mereka telah menyelesaikan penyelidikan atas kasus tersebut dan mengirim sejumlah temuan ke pengadilan.
Dalam kesimpulannya, pihak polisi mengatakan kasus kematian keluarga Protosenya tersebut adalah pembunuhan-bunuh diri.
Pada bulan April lalu, putra Protosenya mempertanyakan temuan awal dalam kasus kematian keluarganya, dan berpendapat bahwa ayahnya telah dibunuh.
"Polisi Catalan telah mengambil pernyataan dari putranya. Hipotesis lain telah dikesampingkan. Juga dikesampingkan adalah pembunuhan rangkap tiga. Bahwa ini adalah pekerjaan mafia Rusia? Yah, tidak," kata pejabat pers polisi.
Kasus Kematian lainnya
Miliarder minyak dan gas Rusia kelahiran Ukraina, Mikhail Watford, ditemukan tewas di rumahnya di Surrey, Inggris pada 28 Februari lalu.
Pihak polisi mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda mencurigakan atas meninggalnya miliarder Rusia itu.
Yuri Voronov, CEO dan pendiri Astra-Shipping, perusahaan yang bekerja pada kontrak Arktik untuk Gazprom, ditemukan tewas di kolam renang di kompleks pondok di Leningrad, tulis media Rusia RBC pada bulan Juli lalu.
Dia ditemukan dengan luka tembak di kepalanya, sementara pistol ditemukan di dekatnya. [qnt]