WahanaNews.co | Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) membeberkan tingkat keparahan dan efek Covid-19 sub varian Omicron XBB.1.16, Arcturus, di India.
Pemimpin teknis Covid-19 WH0, Maria Van Kerkhove, mengungkapkan Arcturus ini sudah beredar selama beberapa bulan.
Baca Juga:
Isu Bupati Dairi Terpapar Covid, Direktur RSUD Sidikalang: Dua Kali Swab Hasil Negatif
"(Covid Arcturus) ini memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan tingkat penularan serta potensi peningkatan patogenisitas," kata Kerkhove, seperti dikutip The Independent.
Namun, Kerkhove mengaku belum melihat tingkat keparahan di individu atau populasi.
Ia juga mengatakan sebagian besar sequence Arcturus berasal dari India. Jenis virus ini juga menggantikan varian lain yang mendominasi di negara itu.
Baca Juga:
Akan Gelar Open House, Bupati Dairi Diisukan Terpapar Covid, Ini Kata Direktur RSUD Sidikalang
Di India kasus Covid-19 Arcturus melonjak 13 kali lipat dalam sebulan terakhir. Pada 12 April kasus harian virus Corona mencapai 40.215.
Melansir CNN Indonesia, sejumlah negara bagian India menerapkan kembali aturan memakai masker.
Para pejabat juga mendesak pemerintah daerah untuk meningkatkan kembali pengujian virus.
Kementerian Kesehatan India juga meluncurkan skema untuk melihat apakah rumah sakit siap menghadapi lonjakan pasien imbas virus tersebut.
Hingga kini total kasus Covid-19 di India mencapai 44,7 juta, sedangkan angka kematian lebih dari 531 jiwa.
Ahli virologi dari University of Warwick, Lawrence Young, varian baru yang muncul di India menjadi tanda, dunia belum keluar dari masalah Covid-19.
"Kita harus mengawasinya. Saat varian baru muncul, Anda harus mencari tahu apakah itu lebih menular, lebih menyebabkan penyakit, apakah lebih patogen? Dan apa yang akan terjadi dalam hal perlindungan kekebalan," kata Young. [eta]