WahanaNews.co, Jakarta - Jumlah kasus baru COVID-19 di rumah sakit-hospital di Jepang terus meningkat selama sepuluh pekan berturut-turut hingga pertengahan Juli, dengan total kasus mencapai 55.072. Peningkatan ini dipicu oleh varian KP.3 dari strain Omicron, yang kini terdeteksi sebagai varian dominan di musim semi ini.
Varian KP.3, dibandingkan dengan JN.1, menunjukkan tingkat penularan yang lebih tinggi dan dapat menghindari kekebalan yang didapat melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, menurut penelitian dari Universitas Tokyo.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Naoki Hasegawa, ketua Asosiasi Penyakit Menular Jepang dan profesor di Universitas Keio, memperingatkan bahwa Jepang mungkin memasuki gelombang infeksi COVID-19 ke-11.
"Penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut," katanya dalam pernyataan yang dikutip oleh Kyodo News pada Senin (22/7/2024).
Hasegawa menyarankan agar masyarakat memakai masker di tempat-tempat umum dan menghindari aktivitas yang tidak penting jika merasa tidak sehat.
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
Peningkatan kasus baru di Tokyo mulai terlihat setelah libur Golden Week pada bulan Mei. Pemerintah metropolitan Tokyo memperkirakan bahwa jumlah kasus baru mungkin akan terus meningkat, mengikuti pola peningkatan tahun lalu dengan puncaknya diperkirakan terjadi antara 28 Agustus dan 3 September.
Gejala KP.3
Tetsuya Matsumoto, profesor utama di Departemen Penyakit Menular Universitas Health and Welfare, menyatakan bahwa strain KP.3 memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan dengan strain sebelumnya, meskipun gejalanya tetap konsisten.