Setelah negosiasi rahasia dengan rekan-rekannya di Inggris dan AS, Perdana Menteri Scott Morrison pekan lalu mengumumkan kesepakatan untuk delapan kapal selam bertenaga nuklir, yang membuat marah China.
Desain dan biaya yang tepat dari kapal selam Australia belum diungkapkan.
Baca Juga:
PM Inggris Katakan China Ancaman Terbesar Bagi Ekonomi Dunia
Tapi dilaporkan kapal selam nuklir kelas Virginia AS masing-masing berharga sekitar 4,5 miliar dollar AS (Rp 64 triliun) dan kelas Astute Inggris masing-masing 2,6 miliar dollar AS (Rp 37 triliun).
Ketika ditekan oleh jurnalis ABC, Stan Grant, tentang mengapa Australia akan menjadi target nuklir, mengingat kapal selam hanya bertenaga nuklir dan tidak akan membawa hulu ledak nuklir, Gao hanya mengulangi ancamannya.
"Apa pun yang Anda lakukan akan memiliki konsekuensi, dan ini adalah konsekuensi yang paling dalam," katanya.
Baca Juga:
Mantan PM Australia Kevin Rudd Resmi Terpilih Jadi Dubes di Amerika
“Dan Australia dan Amerika Serikat dan Inggris dituduh melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir, yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Dan itu akan memiliki konsekuensi,” imbuhnya.
Nada agresifnya ini menjadi senada dengan Partai Komunis yang pernah dibimbing oleh filosofi Deng Xiaoping: “Sembunyikan kekuatanmu, tunggu waktumu.”
Dalam beberapa tahun terakhir, setelah Xi Jinping menghapus batas masa jabatan pada 2018 untuk menyatakan dirinya sebagai Presiden seumur hidup, negara otoriter ini menjadi semakin agresif, baik dalam tindakan maupun retorika mereka.