Bintang Reggaeton J Balvin menyerukan "perdamaian dan
cinta" di akun Instagramnya.
"Situasinya di luar kendali," tulisnya. "Ini
hak asasi manusia. Kami butuh bantuan Kolombia," sambungnya.
Baca Juga:
Putra Presiden Kolombia Ditangkap Terkait Kasus Dugaan Pencucian Uang
Temblores, sebuah organisasi nirlaba independen yang
memantau kekerasan polisi di Kolombia, mengklaim jumlah kematian warga sipil
lebih tinggi daripada yang dilaporkan oleh Ombudsman. Dikatakan 37 orang telah
terbunuh di tangan polisi antara awal protes hingga 4 Mei. Dalam rentang waktu
yang sama, kelompok itu telah melaporkan lebih dari 1.443 kasus kebrutalan
polisi, 831 penangkapan sewenang-wenang dan setidaknya 10 korban pelecehan
seksual oleh pasukan publik.
Emilia Marquez Pizano, direktur di Temblores, mengatakan
kepada CBS News Rabu bahwa pembunuhan itu sangat memprihatinkan.
"Banyak dari tindakan ini terjadi tanpa protokol dan
cara polisi yang harus bertindak selama protes," katanya, menambahkan
bahwa polisi perlu melindungi hak untuk protes damai dan proses yang
semestinya.
Baca Juga:
Jasad 2 Penumpang Gelap Ditemukan Ketika Servis Pesawat di Kolombia
Dia mengatakan tanggapan pemerintah sejauh ini dapat memicu
demonstrasi lebih lanjut.
"Kami belum melihat pesan dari pemerintah kepada
pasukan publik untuk diukur dengan kekuatan yang berlebihan dan mengambil
tindakan lebih untuk melindungi hak dan kehidupan penduduk sipil,"
katanya.
"Sebaliknya, apa yang kami lihat dalam pesan dari
pemerintah adalah seruan untuk lebih banyak militerisasi dan tentang bahasa di
sekitar protes damai yang mereka sebut 'terorisme dan vandalisme, dan tidak
sah.' Dan itu sesuatu yang tidak bisa kami perkenankan," imbuhnya.