WahanaNews.co | Aksi protes selama beberapa hari melanda Kolombia.
Protes tersebut terjadi di ibukota
Bogota dan kota-kota lain, seperti Medellin dan Cali.
Baca Juga:
Putra Presiden Kolombia Ditangkap Terkait Kasus Dugaan Pencucian Uang
Protes menuntut penghapusan reformasi
pajak yang telah dibuat oleh kementerian keuangan untuk menutupi defisit
anggaran negara.
Sejauh ini, ada 17 orang demonstran
yang dilaporkan tewas.
Pada hari Minggu (2/5/2021), Presiden Kolombia, Ivan Duque,
mengatakan akan menghapus beberapa poin yang dianggap kontroversial.
Baca Juga:
Jasad 2 Penumpang Gelap Ditemukan Ketika Servis Pesawat di Kolombia
Meski begitu, ia bersikeras bahwa
reformasi pajak masih sangat diperlukan.
Dari 17 Korban, Satu adalah Petugas Polisi
Protes reformasi pajak yang dilakukan
oleh rakyat Kolombia telah berlangsung sejak akhir April.
Protes itu menuntut penghapusan
reformasi pajak yang dianggap kontroversial karena mereka, kelompok menengah ke bawah, akan
dibebani pajak yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Protes yang berlangsung di kota-kota
besar Kolombia tersebut berlangsung rusuh.
Bentrokan terjadi antara demonstran
dengan petugas polisi anti huru-hara.
Melansir dari laman BBC, Ombudsman Kolombia melaporkan ada
17 orang yang tewas selama protes.
Satu korban dari pihak petugas polisi.
Meski begitu, jumlah korban
kemungkinan akan meningkat.
Itu karena informasi sejauh ini belum
terkumpul secara jelas dan pasti.
Salah satu demonstran yang tewas
dilaporkan di Cali, kota terbesar ketiga di Kolombia.
Korban bernama Nicolas Guerrero, seorang
seniman berusia 27 tahun.
Kepala Guerrero terkena tembakan
peluru tajam.
Jorge Ivan Ospina, Walikota Cali, mengecam dan mengatakan, "saya mengutuk ini dan saya
meminta semua polisi untuk tidak menggunakan senjata dalam protes ini."
Pemerintah Kolombia Salahkan Kelompok Bersenjata
Reformasi pajak yang dibuat oleh
pemerintah telah memicu kemarahan besar dan membuat protes terjadi.
Banyak kendaraan seperti bus dibakar
dan ratusan toko dijarah.
Hampir seribu orang dilaporkan
terluka, dan sekitar 400 orang ditahan.
Protes dilakukan oleh anggota serikat
pekerja, masyarakat kelompok adat dan organisasi masyarakat sipil.
Mereka berkumpul memenuhi jalanan
untuk memprotes reformasi pajak.
Petugas polisi anti huru-hara yang
diturunkan berusaha untuk membubarkan massa dengan gas air mata.
Namun beberapa diketahui menggunakan
peluru tajam, sehingga membuat demonstran meninggal
dunia.
Melansir dari kantor berita Reuters, pemerintah Kolombia menyalahkan
kelompok separatis bersenjata.
Menteri Pertahanan, Diego Molano, mengatakan bahwa "Kolombia
menghadapi ancaman khusus dari organisasi kriminal yang berada di balik aksi kekerasan
ini."
Mereka, para demonstran yang mengacau itu, menurut
informasi dari intelijen, dibiayai dan diorganisir oleh
gerilyawan kiri dari National Liberation
Army (ELN) dan bekas kelompok pemberontak FARC yang menolak kesepakatan
damai tahun 2016.
Diego Molano juga mengatakan, "kami sedih atas semua yang kehilangan nyawa karena tindakan
kriminal selama protes ini."
Kemenangan Para Demonstran
Dasar utama reformasi pajak yang
dilakukan oleh pemerintah Kolombia adalah menurunnya pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB)
yang mencapai titik terdalam dalam setengah abad terakhir.
Wabah virus Corona
semakin membuat banyak rakyat menderita karena tingkat pengangguran melonjak.
Dalam kondisi cengkeraman virus Corona, pemerintah Kolombia berusaha untuk menstabilkan keuangan
negara dengan mengeluarkan reformasi pajak, mempertahankan peringkat kreditnya, dan mendanai program-program sosial.
Selain itu, reformasi pajak itu juga
akan diterapkan dengan pajak baru atau pajak yang diperluas pada warga negara
dan pemilik bisnis, serta meratakan pajak penjualan pada utilitas dan beberapa
makanan.
Namun, upaya
pemerintah Kolombia justru membuat rakyat yang sudah menderita semakin lebih
menderita lagi.
Protes selama berhari-hari
berlangsung, vandalisme terjadi, dan reformasi pajak akan memberikan hantaman
kepada rakyat yang terlalu keras.
Pada hari Minggu (2/5/2021), Presiden Ivan Doque mengatakan akan menarik beberapa poin
kontroversial dari reformasi pajak tersebut.
Melansir dari laman Al Jazeera, Duque mengatakan, dia akan meminta Kongres "untuk mencabut undang-undang yang
diusulkan oleh kementerian keuangan dan segera memproses undang-undang baru
yang merupakan buah dari konsensus, untuk menghindari ketidakpastian
keuangan."
Pengumuman Presiden Ivan Doque itu
disambut oleh rakyat.
Anggota parlemen, serikat pekerja, dan kelompok lain, memuji pengumuman itu sebagai
kemenangan demonstran.
Ivan Capeda, seorang senator sayap kiri Kolombia, mengatakan,
"pemuda, organisasi sosial dan warga yang dimobilisasi telah menyaksikan
kematian dan mengalahkan pemerintah." [dhn]