“Vladimir Putin diberitahu tentang permulaan penembakan pada menit-menit pertama kejadian di Balai Kota Crocus,” kata Kremlin.
“Presiden terus-menerus menerima informasi tentang apa yang terjadi dan mengenai tindakan yang diambil melalui semua layanan terkait. Kepala negara memberikan semua instruksi yang diperlukan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Baca Juga:
Akhiri Perang Presiden Ukraina Zelensky Bakal Ajukan Damai dengan Rusia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan”.
Ajudan Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menyatakan dalam saluran Telegramnya bahwa Ukraina tidak terlibat dalam penembakan yang terjadi di Kota Crocus di pinggiran Rusia.
"Mengenai peristiwa di Kota Crocus di pinggiran Rusia, di mana beberapa penembakan dan tindakan teroris dilakukan oleh orang tak dikenal, mari kita tegaskan bahwa Ukraina sama sekali tidak terlibat dalam peristiwa ini," ujarnya.
Baca Juga:
Diberondong Peluru, PM Slovakia Berstatus 'Warga' NATO tapi Akrab dengan Rusia
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, juga menyatakan kepada wartawan bahwa saat ini tidak ada indikasi bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat dalam penembakan tersebut.
"Saat ini, saya tidak akan mengatakan bahwa Ukraina terlibat dalam peristiwa ini pada tahap awal ini," katanya.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menulis di aplikasi Telegram bahwa jika pelaku serangan tersebut ternyata berasal dari Ukraina, "mereka harus ditangkap dan dihukum sebagai teroris dengan kejam."