WahanaNews.co | Sebuah
bendera hitam tergantung di luar rumah Laila Mohd di kota Subang Jaya,
Selangor. Bendera hitam ini merupakan simbol solidaritas melawan pemerintah
Malaysia, yang dianggap gagal mengatasi pandemi.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Warga berusia 32 tahun itu mengatakan kepada The Straits
Times: "Sudah waktunya kita mengusir pemerintah ini, orang Malaysia pantas
mendapatkan yang lebih baik".
Laila termasuk di antara puluhan ribu orang Malaysia yang
menjadi bagian dari gerakan sosial baru #BenderaHitam - sebuah gerakan yang
menyerukan kepada pengguna media sosial untuk membagikan gambar bendera hitam
di berbagai platform untuk memprotes pemerintah Perikatan Nasional (PN) karena
diduga gagal menahan pandemi COVID-19 dan merawat rakyatnya.
Kampanye bendera hitam menuntut Perdana Menteri Muhyiddin
Yassin untuk mengundurkan diri, Parlemen untuk segera berkumpul kembali dan
keadaan darurat diakhiri.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah telah mengabulkan
permintaan PM Muhyiddin untuk menetapkan keadaan darurat guna membantu Malaysia
mengatasi wabah COVID-19 yang semakin memburuk. Tetapi krisis menjadi lebih
buruk selama periode darurat.
"Untuk membunuh demokrasi negara. Untuk nyawa yang
telah hilang di bawah pemerintahan ini. Untuk manajemen pandemi yang tidak
efektif. Untuk perlakuan yang tidak setara... Hari ini, kita mengibarkan
bendera hitam!" tulis pengguna akun Twitter @cenationgabriel.
Sebagian besar negara bagian di Malaysia berada di bawah
lockdown penuh tanpa batas waktu, yang diberlakukan pada 1 Juni dan
diperpanjang pada Senin, 28 Juni. Itu tidak akan dicabut sampai kasus baru
harian COVID-19 turun di bawah 4.000.