WahanaNews.co | Legislator partai berkuasa di Sri Lanka, Amarakeerthi Athukorala, menembak mati seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah dan kemudian melakukan aksi bunuh diri. Insiden ini terjadi selama konfrontasi di luar ibu kota, kata polisi, Senin (9/5/2022).
“Athukorala melepaskan tembakan dan melukai dua orang yang menghalangi mobilnya di kota Nittambuwa,” kata pernyataan polisi, seperti dikutip dari AFP. Ditambahkan pula, salah satu korban meninggal karena luka-lukanya.
Baca Juga:
Anggota DPRD Kalteng Siti Nafsiah Ajak Generasi Muda Lestarikan Adat Istiadat Provinsi
"Anggota parlemen melarikan diri dari tempat kejadian dan berlindung di gedung terdekat," kata seorang pejabat polisi kepada AFP melalui telepon. "Ribuan orang mengepung gedung itu dan dia kemudian mengambil nyawanya sendiri dengan pistolnya," lanjutnya.
Insiden itu terjadi saat ribuan orang turun ke jalan melintasi pulau yang terikat jam malam dan menargetkan pendukung Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa. Loyalis Rajapaksa pada hari sebelumnya telah menghancurkan tenda dan plakat demonstran anti-pemerintah yang berkemah di luar kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa sejak 9 April.
Dalam kekerasan di ibu kota Kolombo, sedikitnya 138 orang terluka dan dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, kata juru bicara rumah sakit tersebut.
Baca Juga:
Legislator Balikpapan Harap Penambahan Bank Sampah Kurangi Permasalahan Lingkungan di Kota
Sementara itu, beberapa jam setelah pendukungnya menyerbu tempat protes besar di Kolombo dan menyerang demonstran anti-pemerintah, Rajapaksa menyatakan pengunduran dirinya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, kantornya mengatakan dia berhenti untuk membantu membentuk pemerintah persatuan sementara, setelah berminggu-minggu protes yang terkadang disertai kekerasan di seluruh negeri atas kekurangan bahan bakar dan impor penting lainnya serta kenaikan harga.
Sebelumnya, seorang pejabat pemerintah mengatakan, Rajapaksa, yang telah mendominasi politik Sri Lanka selama hampir 20 tahun dan yang pemerintahannya menghancurkan Macan Tamil untuk mengakhiri perang saudara yang panjang, telah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada presiden. Presiden Gotabaya Rajapaksa adalah adik dari perdana menteri.
Juru bicara Rajapaksa Rohan Weliwita mengatakan, pemimpin berusia 76 tahun itu mengirimkan pengunduran dirinya untuk membuka jalan bagi “pemerintah persatuan baru” yang disarankan oleh presiden untuk memerangi krisis ekonomi terburuk negara itu sejak kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada 1948. [qnt]