WahanaNews.co, Jakarta - Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan 17 drone "Shahed" Iran dan menembakkan tiga rudal pada malam Jumat (1/3/2024).
Ukraina mampu menjatuhkan 14 drone, namun puing-puing yang berjatuhan menyebabkan kerusakan pada bangunan tempat tinggal di Odesa dan Kharkiv.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Meski demikian, Ukraina juga telah melancarkan serangan drone pada malam hari yang merusak sebuah bangunan tempat tinggal di Saint Petersburg, kota terbesar kedua di Rusia.
Video di media sosial Rusia menunjukkan sebuah drone yang berputar ke bawah menuju gedung, memicu ledakan, meledakkan jendela, dan menyebabkan kebakaran kecil.
Divisi Garda Nasional kota tersebut mengatakan asumsi awalnya adalah kerusakan tersebut disebabkan oleh drone yang jatuh pada perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Media Ukraina melaporkan drone tersebut ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia saat menargetkan depot minyak kurang dari satu kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat.
Diketahui, Ukraina telah menyerang beberapa fasilitas minyak Rusia dalam beberapa bulan terakhir sebagai pembalasan atas serangan Moskwa terhadap jaringan listrik Ukraina.
Serangan-serangan ini terjadi ketika Rusia berusaha untuk memanfaatkan keunggulannya di medan perang. Sedangkan Ukraina mengakui mereka kalah jumlah dan menghadapi kekurangan amunisi di tengah penundaan bantuan dari AS.
"Separuh dari seluruh amunisi Barat yang dijanjikan tiba di negara itu terlambat," kata menteri pertahanan Ukraina dikutip dari AFP pada Sabtu (2/3/2024).
Dengan adanya serangan Rusia ini di tengah penundaan bantuan amunisi tersebut menyebabkan banyaknya korban jiwa di Ukraina.
Pasukan Rusia telah bergerak ke arah barat setelah merebut Avdiivka bulan lalu, dan telah merebut beberapa desa kecil dalam beberapa hari terakhir.
Saat mengunjungi pos-pos militer garis depan pada hari Sabtu, Panglima baru Ukraina Oleksandr Syrsky mengatakan situasi di garis depan masih sulit, namun sudah terkendali.
[Redaktur: Sandy]