"Kami sedang berbicara dengan Afghanistan dan kami menginginkannya kembali dan kami ingin segera mengembalikannya, segera. Dan jika mereka tidak melakukannya, jika mereka tidak melakukannya, Anda akan tahu apa yang akan saya lakukan," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Adapun, lapangan terbang yang luas ini merupakan pangkalan utama bagi pasukan Amerika di Afghanistan selama dua dekade perang yang terjadi setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington oleh al Qaeda.
Baca Juga:
Korban Gempa Afghanistan Tembus 2.200 Jiwa, PBB Peringatkan Angka Bisa Bertambah
Pangkalan ini pernah menjadi tempat bagi restoran cepat saji seperti Burger King dan Pizza Hut yang melayani pasukan AS serta toko-toko yang menjual berbagai macam barang mulai dari barang elektronik hingga permadani khas Afghanistan. Pangkalan ini juga menjadi tuan rumah bagi sebuah kompleks penjara yang sangat besar.
Para ahli mengatakan bahwa pangkalan udara yang luas ini pada awalnya akan sulit untuk diamankan dan akan membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan dan melindunginya. Bahkan jika Taliban menerima pendudukan kembali Bagram oleh AS setelah negosiasi, pangkalan udara ini harus dipertahankan dari sejumlah ancaman termasuk ISIS dan militan al Qaeda di dalam Afghanistan.
Pangkalan ini juga rentan terhadap ancaman rudal canggih dari Iran, yang menyerang pangkalan udara utama AS di Qatar pada Juni setelah Amerika Serikat menyerang situs nuklir Iran.
Baca Juga:
Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Afghanistan Timur, 800 Orang Dilaporkan Tewas
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.