WahanaNews.co | Pemerintah Amerika Serikat (AS) didesak Senator Partai Republik Roger Wicker agar mengebom nuklir Rusia dalam upaya membela Ukraina. Pihak Moskow, melalui kedutaannya di Washington, langsung merespons seruan berbahaya tersebut.
Kedutaan Besar Rusia di Washington mengatakan seruan senator Amerika tersebut tidak bertanggung jawab.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Pernyataan diplomatik Moskow muncul tak lama setelah Senator Wicker asal Mississippi itu mengatakan kepada Fox News TV bahwa Presiden AS Joe Biden harus tetap membuka opsi aksi militer terhadap Rusia.
“Kami mulai membuat kesalahan ketika kami mengambil opsi dari meja,” kata Wicker. "Itu bisa berarti bahwa kita berpartisipasi, saya tidak akan mengesampingkan hal itu, saya juga tidak akan mengesampingkan pasukan Amerika di lapangan.”
Namun, yang paling mengejutkan, politisi Partai Republik itu juga menyerukan agar Washington mempertimbangkan untuk meluncurkan senjata nuklir terhadap Rusia.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
"AS juga tidak boleh mengesampingkan aksi penggunaan nuklir pertama terhadap Rusia," katanya.
"Kami tidak berpikir itu akan terjadi, tetapi ada hal-hal tertentu dalam negosiasi jika Anda akan menjadi tangguh sehingga Anda tidak keluar dari meja, jadi saya pikir presiden harus mengatakan bahwa semuanya ada di atas meja," imbuh dia.
Kedutaan Rusia mengecam kata-kata Wicker, dengan mengatakan: "Bercanda tentang senjata nuklir tidak pantas untuk politisi Amerika yang bekerja di badan legislatif AS."
"Pernyataan seperti itu tidak bertanggung jawab," lanjut pernyataan kedutaan yang di-posting di Facebook.
"Kami menyarankan semua yang tidak tercerahkan untuk membaca pernyataan bersama Presiden Rusia dan Amerika Serikat pada 16 Juni 2021 secara menyeluruh. Dokumen ini menegaskan kembali komitmen kedua negara pada prinsip bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperang-kan.”
Pernyataan Wicker datang pada hari yang sama ketika Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Amerika Joe Biden melakukan pembicaraan melalui tautan video.
Menurut Kremlin, percakapan itu terjadi dengan cara yang tulus, dengan kedua belah pihak setuju untuk terus bekerja sama di masa depan.
Namun, menurut Kedutaan Besar Rusia, kata-kata Wicker bertentangan dengan semangat upaya untuk meningkatkan diskusi bilateral.
“Pernyataan Wicker yang tidak dipertimbangkan dengan baik tidak akan membantu kami menemukan jalan keluar dari tahap kritis dalam hubungan Rusia-Amerika saat ini,” imbuh Kedutaan Rusia, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (10/12/2021).
Saat ini, ketegangan tetap tinggi di perbatasan antara Ukraina dan Rusia, dan Moskow telah dituduh merencanakan invasi.
Blok NATO yang dipimpin AS telah memperingatkan bahwa setiap serangan militer ke Ukraina akan disambut dengan rentetan sanksi. [rin]