WahanaNews.co | Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, melakukan pertemuan dengan sekutu-sekutunya dari Eropa pada Senin (21/3/2022) kemarin.
Pertemuan itu membahas perang “brutal” yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sambangi Gedung Putih, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan AS
Pasalnya selama invasi berlangsung, Rusia banyak menyerang warga sipil.
Presiden Joe Biden menjadi tuan rumah dalam pertemuan bersama sekutu-sekutunya dari Eropa.
Pembicaraan yang berlangsung selama 1 jam tersebut dihadiri Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Baca Juga:
Demokrat Tuding Keputusan Biden sebagai Penyebab Kegagalan Harris Hadapi Trump
Kemudian ada Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Melansir VOA, para pemimpin membahas keprihatinan mereka mengenai taktik brutal Rusia, termasuk serangannya terhadap warga sipil Ukraina.
“Para pemimpin membahas keprihatinan serius mereka tentang taktik brutal Rusia di Ukraina, termasuk serangannya terhadap warga sipil,” kata pernyataan Gedung Putih.
Poin pembicaraan ini adalah memberikan dukungan berkelanjutan bagi Ukraina.
Termasuk bantuan keamanan kepada warga Ukraina yang berani membela negara mereka dari agresi Rusia, dan bantuan kemanusiaan kepada jutaan warga Ukraina yang mengungsi.
“Mereka menggarisbawahi dukungan berkelanjutan bagi Ukraina, termasuk memberikan bantuan keamanan kepada warga Ukraina pemberani yang membela negara mereka dari agresi Rusia, dan bantuan kemanusiaan kepada jutaan warga Ukraina yang telah melarikan diri,” tambah pernyataan itu.
Pertemuan ini dilakukan menjelang perjalanan luar negeri yang akan dilakukan Biden pada Rabu (23/3/2022) ini.
Biden dijadwalkan mengadiri KTT kembar (NATO dan Uni Eropa) pada Kamis (24/3/2022) di Brussels.
Kemudian bertemu Presiden Andrzej Duda di Polandia, di garis depan konfrontasi Barat dengan Rusia, pada Sabtu (26/3/2022).
Seperti diketahui, perang yang dilancarkan Rusia akan memasuki bulan kedua.
Sekutu AS dan Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi terhadap Moskow.
Antara lain melumpuhkan nilai mata uang rubel dan pasar saham, sambil mengejar orang-orang kaya para pendukung Presiden Vladimir Putin. [gun]