WahanaNews.co | Komunitas intelijen Amerika Serikat menyebutkan, kelompok Islamic State-Khorasan (ISIS-K) dapat menyerang Amerika Serikat hanya dalam waktu 6 bulan.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan AS untuk kebijakan, Colin Kahl dalam kesaksiannya di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat pada hari Selasa (26/10).
Baca Juga:
Umur di Bawah 18 Tahun Akan Dilarang Live Streaming di TikTok
"ISIS-K dan Al-Qaeda memiliki niat untuk melakukan operasi eksternal, termasuk melawan AS. Namun saat ini keduanya tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Kita dapat melihat ISIS-K menghasilkan kemampuan itu di suatu tempat antara 6 hingga 12 bulan. Penilaian saat ini oleh komunitas intelijen adalah bahwa Al-Qaeda akan memakan waktu satu atau dua tahun," kata Kahl seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/10).
Pernyataan dari Kahl adalah sebagai pengingat bahwa Afghanistan masih dapat menimbulkan risiko keamanan nasional yang serius bagi AS, bahkan setelah negara Paman Sam tersebut menarik semua pasukannya keluar pada Agustus 2022 untuk mengakhiri perang selama dua dekade.
Selain itu, Kahl mengatakan bahwa saat ini masih belum jelas apakah Taliban memiliki kemampuan untuk memerangi ISIS secara efektif atau tidak setelah Amerika Serikat melakukan penarikan anggotanya dari Afganistan pada Agustus 2022.
Baca Juga:
Di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer China-Taiwan
ISIS-K atau IS-K merupakan kependekan dari Islamic State Khorasan (Negara Islam Khorasan). Dikutip dari NPR, nama Khorasan diambil dari nama wilayah yang mencakup Afghanistan serta sejumlah area di Timur Tengah dan Asia Tengah pada zaman dahulu.
Kelompok militan ini pertama kali tumbuh di Provinsi Nangarhar, Afghanistan bagian timur, pada akhir 2014.
Dikutip dari BBC, markas ISIS-K ini dekat dengan rute yang biasa digunakan untuk penyelundupan narkoba dan manusia ke arah negara tetangga Pakistan.
Tak seperti kelompok Taliban yang berfokus pada menguasai Afghanistan untuk mengembalikan syariah Islam, ISIS-K adalah bagian dari jaringan ISIS global yang fokusnya adalah melakukan serangan terhadap target-target Barat, internasional, dan lembaga kemanusiaan.
Milisi yang memiliki reputasi kebrutalan ini beranggotakan sekitar 3.000 pasukan. Tetapi, jumlahnya dilaporkan berkurang drastis akibat pertempuran dengan Amerika Serikat, tentara nasional Afghanistan, dan juga dengan Taliban. [dhn]