WahanaNews.co | Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam siaga tingkat tinggi.
Gara-gara konfliknya dengan Ukraina belum usai, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan segera mengirimkan pasukan nuklir.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Hal ini membuat Amerika menggelar pelatihan singkat pada akhir Februari lalu dengan doomsday plane atau pesawat kiamat.
Pesawat kiamat Boeing 747 E-4B milik Angkatan Udara AS (US Air Force) adalah pesawat komando dan pengendali udara yang dapat digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi dalam keadaan darurat.
Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi untuk mengarahkan angkatan bersenjata jika terjadi bencana seperti perang nuklir.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Boeing 747 E-4B lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Lincoln di Nebraska pada Senin (28/2/2022) malam menyelesaikan penerbangan 4,5 jam untuk latihan, seperti dikutip dari situs Live Science, Selasa (8/3/2022).
Pesawat kiamat AS ini merupakan pesawat unik dan menarik.
Sebab, berperan sebagai markas terbang untuk Presiden, Menteri Pertahanan, dan Kepala Staf Gabungan AS.
Itu belum termasuk pejabat lain yang terkait.
Boeing 747 E-4B bisa terbang nonstop selama 35,4 jam dan bisa isi bahan bakar sambil terbang.
Bahkan, pesawat ini dirancang untuk bisa terbang 7 hari tanpa mendarat.
Karena dirancang untuk menghadapi perang nuklir, pesawat kiamat ini punya beberapa fitur unik.
Yang paling utama, pesawat tersebut seluruhnya memakai sistem analog, tidak ada perangkat digital karena akan lumpuh kena serangan gelombang elektromagnetik (EMP) akibat ledakan nuklir.
Pesawat kiamat juga punya semacam benjolan seperti punuk unta di punggung pesawat.
Itu adalah Ray Dome, yang isinya 67 piringan satelit dan antena untuk komunikasi.
Boeing 747 E-4B dilengkapi 18 tempat tidur dan 6 kamar mandi.
Tidak jelas apakah misi AS tersebut berkaitan dengan perintah Vladimir Putin yang mengerahkan pasukan nuklir Rusia. [gun]