Walaupun
demikian, ia berpendapat perjanjian perjalanan khusus di tingkat kawasan juga
diperlukan demi meningkatkan kerja sama pemulihan ekonomi selama dan
pascapandemi.
Menurut
Lim, ASEAN travel corridor juga menjadi salah satu upaya untuk
memastikan pasar di kawasan Asia Tenggara tetap terbuka selama pandemi.
Baca Juga:
Ditipu Travel Umrah, Anggota DPR Mufti Aman Curhat Diduga Tapi Pemilik Bantah
Pasar
yang terbuka menjadi salah satu faktor penting yang mempercepat pemulihan
ekonomi di 10 negara anggota perhimpunan.
Sepuluh
negara anggota ASEAN
dimaksud adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei
Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
"Menteri-menteri
ekonomi ASEAN menyepakati pentingnya memastikan pasar tetap terbuka
agar akses terhadap produk dan jasa yang esensial tidak terganggu, sebagai
contoh adanya Deklarasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN di Hanoi sebagai komitmen meningkatkan konektivitas
rantai pasok dagang di kawasan. Tidak hanya itu, kami juga terus membangun
kerja sama dengan negara-negara di luar ASEAN lewat mekanisme ASEAN+3 dan ASEAN+1,"
ujar Lim dalam dialog yang diadakan ERIA, Kamis (5/11/2020).
Baca Juga:
5 Tips Ini Cocok untuk Traveling yang Minim Budget
PernyataanLim
merujuk pada Deklarasi KTT ASEAN Khusus
Covid-19, yang diluncurkan pada 14 April 2020 di Hanoi, Vietnam.
Deklarasi
itu ditindaklanjuti oleh peluncuran Rencana Aksi Hanoi pada 26 Juni 2020.
Presiden
Republik Indonesia, Joko
Widodo, saat pembukaan KTT ASEAN ke-36 yang diadakan virtual pada 26 Juni 2020 telah
mengusulkan pentingnya membentuk perjanjian perjalanan khusus di kawasan atau ASEANtravel corridor arrangement.