WahanaNews.co | Kasus
diplomat Nigeria yang berteriak "I can"t breathe" dengan petugas Imigrasi RI masih
menarik perhatian publik. Buntut dari insiden tersebut berimbas pada ditariknya
sementara Duta Besar Nigeria untuk Indonesia.
Baca Juga:
WHO: Nigeria Pertama Luncurkan Vaksin Men5CV Baru untuk Meningitis
Selain menarik sementara Dubes untuk Indonesia, pemerintah
Nigeria juga mengaku akan meninjau ulang hubungan diplomatik dengan RI. Ini
info terbarunya berikut ini:
Kasus Diplomat
Nigeria Bikin Dubesnya Ditarik dari Indonesia
Baca Juga:
Kelompok Gerilyawan Islam Culik 50 Orang di Timur Laut Nigeria
Seperti dilansir The Guardian Nigeria, Jumat (13/8/2021)
Menteri Luar Negeri Nigeria Geoffrey Onyema menyampaikan penarikan duta besar
Nigeria dari Indonesia dalam konferensi pers di Abuja, Rabu (11/8) waktu
setempat. Dia membenarkan video diplomat Nigeria yang viral di media sosial
pada akhir pekan lalu.
Saat itu, diplomatnya berteriak "I can"t breathe" saat pihak
Imigrasi Indonesia melakukan pemeriksaan dokumen.
"Ketika kami melihat video itu di media sosial, kami
segera menghubungi Duta Besar kami untuk Indonesia, yang memberi kami
penjelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi. Dia juga membenarkan bahwa
video itu memang video seorang diplomat Nigeria di kantor. Rupanya, ini terjadi
selama pencarian acak oleh imigrasi Indonesia terhadap migran ilegal di negara
mereka," tutur Onyema.
"Hal pertama yang kami lakukan adalah meminta duta
besar untuk menyerahkan kepada kami laporan lengkap dan komprehensif tentang
apa yang terjadi. Tentu saja, keputusan Kementerian Luar Negeri adalah
mengajukan aduan resmi dan kuat kepada Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Di
bawah hukum internasional, diplomat tidak bisa salah. Ini jelas melanggar
Konvensi Wina," tegasnya.
Pemerintah Federal Nigeria juga telah memanggil Duta Besar
Indonesia untuk Nigeria untuk menyampaikan ketidaksenangan pemerintah Nigeria
atas serangan yang dilakukan kepada diplomatnya tersebut.
"Pada hari Senin, kami memanggil ke Kementerian Luar
Negeri, Duta Besar Indonesia untuk Nigeria. Sekali lagi, kami juga memprotes
dengan keras mengenai apa yang telah terjadi. Ini benar-benar tidak dapat
diterima dalam keadaan apa pun," katanya.
"Ada komunitas besar orang Nigeria di Indonesia. Kami
memiliki mekanisme kerja sama bilateral dengan negara Asia itu dan aspek
konsuler dari hubungan kami juga sangat penting karena ada begitu banyak orang
Nigeria di Indonesia," ujar Onyema.
"Kami telah menerima keluhan tentang beberapa orang
Nigeria dan itu adalah sesuatu yang telah kami bicarakan dengan baik dengan
pemerintah Indonesia," imbuhnya.
Disebutkan penarikan Duta Besar untuk Indonesia bersifat
sementara sembari melakukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut dan
langkah-langkah konkret untuk melindungi komunitas Nigeria di Indonesia.
Dalam siaran pers melalui akun Facebook Kemlu Nigeria,
Selasa (10/8), juru bicara Kemlu Nigeria, Esther Sunsuwa, menyampaikan pihaknya
akan meninjau ulang hubungan bilateral dengan Indonesia. Pemerintah Nigeria
juga menuntut agar pejabat imigrasi terkait diberikan sanksi.
"Pemerintah Nigeria menuntut sanksi yang sesuai
terhadap pejabat terkait dan telah memanggil duta besarnya di Indonesia untuk
berkonsultasi, termasuk peninjauan hubungan bilateral," kata Sunsuwa
seperti dikutip detikcom pada Rabu (11/8/2021).
Pemerintah Nigeria mengambil sikap usai mendapatkan laporan
komprehensif dari Duta Besar Nigeria di Indonesia. Pihaknya menganggap hal itu
merupakan tindakan kejahatan internasional yang bertentangan dengan hukum
internasional.
"Setelah mempelajari laporan Duta Besar Nigeria,
pemerintah Nigeria mengutuk keras apa yang sebenarnya merupakan tindakan
kejahatan internasional yang mengerikan oleh aktor negara Indonesia terhadap
perwakilan terakreditasi dari Republik Federal Nigeria, sama sekali tidak ada
pembenaran dan bertentangan dengan hukum internasional," lanjutnya.
Respon Kemlu Soal
Sikap Pemerintah Nigeria
Kemlu RI angkat bicara mengenai pernyataan pemerintah
Nigeria itu. Juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengungkapkan pemerintah
Indonesia dan pemerintah Nigeria telah melakukan serangkaian komunikasi untuk
menyelesaikan persoalan tersebut.
"Sebagai dua negara bersahabat, pemerintah Indonesia
dan pemerintah Nigeria telah melakukan serangkaian komunikasi intensif untuk
menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan insiden seorang diplomat Nigeria
dengan petugas pengawasan keimigrasian Indonesia," tutur Faizasyah.
Kata Imigrasi RI Soal
Masalah Diplomat Nigeria
Menanggapi sikap Pemerintah Nigeria, Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM RI DKI Jakarta Ibnu Chuldun angkat suara. Pihaknya
menegaskan persoalan itu telah selesai dan Duta Besar Nigeria telah mendatangi
kantor Imigrasi Jakarta.
"Duta Besar Nigeria Ari Usman Ogah juga mendatangi
Kantor Imigrasi Jakarta Selatan pada petang harinya dengan disertai petugas
Kepolisian Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya," ujar Ibnu dalam
konferensi pers, Kamis (12/8/2021).
Saat itu, kedua belah pihak telah mengakui adanya kesalahpahaman.
Keduanya juga sepakat menyelesaikan masalah secara baik-baik.
"Kedua pihak mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan
sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan baik. Pertemuan dengan Duta
Besar Nigeria berlangsung dengan suasana yang baik," kata Ibnu.
Awalnya, pihak imigrasi tidak mengetahui orang tersebut
adalah diplomat Nigeria karena sempat tak mau menunjukkan identitas. Status
diplomat baru diketahui setelah identitas ditunjukkan.
"Sekali lagi perlu saya tekankan, bahwa status diplomatik
ini baru diketahui petugas Imigrasi pada saat yang bersangkutan menunjukkan
kerja samanya dengan menunjukkan kartu identitas di kantor Imigrasi dan
kemudian diverifikasi oleh Kementerian Luar Negeri," kata Ibnu.
Ibnu juga menjelaskan sata perjalanan ke kantor Imigrasi,
diplomat Nigeria tersebut justru menunjukkan sikap agresif. Ia disebut
melakukan perlawanan kepada petugas dengan menggigit, berteriak hingga
menyikut.
Tidak sampai di situ, diplomat Nigeria juga berusaha
memecahkan kaca mobil, dengan rokok elektrik yang direbut dari petugas. Untuk
menenangkan, petugas saat itu menahan tangan dan kepala diplomat Nigeria.
"Dalam upaya menenangkan yang bersangkutan, petugas
memegang Ibrahim dan berupaya mencegah kondisi yang memburuk dengan menahan tangan
dan kepala yang bersangkutan," kata Ibnu. [rin]