Sebagaimana diberitakan KBS, film dokumenter berjudul 'Jangmadang Generation' sempat diputar dalam Festival Film Internasional Hak Asasi Manusia Korut pada 2019. Narasumber di video itu mengatakan generasi jangmadang sedikit berbeda dengan generasi tua Korut.
Sementara itu, The Washington Post melaporkan bahwa runtuhnya sistem rasio pemerintah Korut kala kelaparan itu menyebabkan generasi jangmadang tumbuh menjadi lebih mandiri dan kapitalis, dikutip dari KBS.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
Generasi jangmadang disebut-sebut juga tak merasakan keuntungan dari sistem sosialis Korut.
"Mudah untuk mengerti bahwa kolektivisme dan hukum terkait tak begitu bekerja pada generasi muda ini, dan tidak ada cukup ikatan untuk membawa kebersamaan pada mereka secara ideologis. Mereka mementingkan diri mereka dan keluarganya. Ini merupakan perubahan signifikan dari sisi persepsi," demikian laporan dari KBS.
"Tak hanya itu, generasi muda sangat bergantung pada pasar. Di masa lalu, warga Korut bisa mendapatkan kebutuhan hidup mereka selama mereka setia kepada negara. Namun, hari ini, mayoritas populasi bisa hidup lewat aktivitas pasar," lanjut laporan tersebut.
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Familier dengan Ekonomi Pasar dan Dunia Digital
Selain itu, generasi jangmadang dikabarkan lebih familier dengan ekonomi pasar ketimbang sistem rasio sosialis.
Mereka juga disebut lebih mampu menggunakan perangkat digital.