WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah Korea Utara (Korut) telah memberitahu Jepang tentang rencananya meluncurkan satelit pada 4 Juni mendatang. Pemberitahuan tersebut disampaikan oleh Pyongyang setelah Korea Selatan (Korsel) menyebut bahwa negara terisolasi tersebut bersiap untuk menempatkan satelit mata-mata militer lainnya ke orbit luar angkasa.
Dalam tanggapannya, Tokyo bersama Seoul kompak menyerukan kepada Pyongyang untuk membatalkan rencana peluncuran satelit tersebut karena berpotensi melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Korut.
Baca Juga:
Gagal Mitigasi Banjir, Kim Jong Un Tembak 30 Pejabat Korut
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (27/5/2024), Penjaga Pantai Jepang mengungkapkan bahwa Korut telah memberitahu otoritas Tokyo soal rencana mereka meluncurkan roket yang membawa satelit antara 27 Mei hingga 4 Juni mendatang.
Laporan kantor berita Kyodo menyebut Penjaga Pantai Jepang juga mengatakan bahwa periode peluncuran satelit Korut itu mencapai delapan hari, dimulai pada Minggu (26/5/2024) tengah malam hingga Senin (3/6/2024) pekan depan.
Disebutkan Penjaga Pantai Jepang bahwa pemberitahuan Korut menetapkan tiga zona maritim berbahaya di dekat Semenanjung Korea dan Pulau Luzon di Filipina, di mana puing-puing roket pembawa satelit itu diperkirakan akan terjatuh usai diluncurkan.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
Korsel, dalam pernyataan terpisah, juga mengungkapkan bahwa Korut telah merilis pemberitahuan soal rencana peluncuran satelit pengintaian militer. Jika sukses, itu akan menjadi satelit mata-mata kedua Pyongyang yang mengorbit di luar angkasa.
Pemberitahuan ini disampaikan menjelang pertemuan puncak trilateral antara Jepang, Korsel dan China yang dijadwalkan pada Senin (27/5) waktu setempat.
Sementara para pejabat Jepang, Korsel dan sekutu mereka, Amerika Serikat (AS), melakukan percakapan via telepon untuk membahas pemberitahuan Korut tersebut.