Ledakan tersebut, seperti banyak serangan lainnya, menewaskan beberapa anggota keluarga, menjadi tragedi harian di Gaza sejak Israel melancarkan serangan balasan atas serangan lintas batas Hamas Palestina pada 7 Oktober tahun lalu.
Usaha mediator dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata telah gagal beberapa kali, sehingga serangan udara dan penembakan Israel diperkirakan belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Dia ingin memeluk anaknya dan mengisi rumah kami dengan kehadirannya," kata Al-Kurd.
"Dia akan berkata, 'Ibu, semoga kehadiran bayi ini bisa menggantikan kehilangan saudara-saudaraku yang telah gugur dan membawa kehidupan kembali ke rumah kami.'"
Melawan segala rintangan, para ahli bedah di rumah sakit Al Awda di Nuseirat, tempat pertama kali Ola dibawa setelah serangan itu, berhasil melahirkan bayi yang baru lahir, Malek Yassin.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Ia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Al Aqsa di Deir al-Balah, di mana seorang bibi menyentuh wajah bayi itu saat ia terbaring di inkubator.
“Alhamdulillah, nyawa bayi ini berhasil diselamatkan dan dia sekarang hidup dan sehat,” kata dokter Khalil Al-Dakran di rumah sakit tersebut, di mana banyak fasilitas medis yang hancur selama lebih dari sembilan bulan perang.
Al-Kurd memandangi foto-foto ketiga anaknya yang tewas dalam perang Gaza. Ia mengatakan bayi Yassin berambut pirang seperti pamannya yang sudah meninggal, Omar.