WahanaNews.co | Korea Selatan (Korsel) mengirim pesawat tak berawak (drone) melintasi perbatasan langit Korea Utara (Korut) yang pertama kalinya pada Senin (26/12/22) kemarin.
Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya itu sebagai pembalasan setelah rezim Kim Jong-un mengirim lima drone ke wilayah udara Korsel.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
Serbuan lima drone Korut sempat menghentikan penerbangan lepas landas di bandara utama dekat Seoul. Itu terjadi ketika Kim Jong-un membuka pertemuan politik besar untuk menetapkan kebijakan keamanan, ekonomi dan politik untuk tahun mendatang, sebagaimana dilaporkan KCNA, Selasa (27/12/2022).
Kim Jong-un telah menghabiskan waktu sepanjang tahun lalu untuk meningkatkan persenjataan atomnya, tidak menunjukkan minat untuk kembali ke pembicaraan perlucutan senjata nuklir yang telah terhenti selama tiga tahun.
Rezim Kim Jong-un mengirim lima drone melintasi perbatasan pada hari Senin, pertama kali dalam lebih dari lima tahun.
Baca Juga:
Pantau Pergerakan Polisi, Bandar Narkoba di Kampung Bahari Pakai CCTV hingga Drone
Drone pertama melintasi perbatasan pada pukul 10.25 dan kembali setelah terbang sekitar tiga jam. Empat lagi, kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel, terdeteksi pada Senin sore dan kemudian menghilang dari radar.
Kantor berita Yonhap melaporkan drone Korut mungkin datang ke daerah Seoul untuk mengambil foto kantor kepresidenan.
Militer Korea Selatan mengatakan pihaknya menanggapi dengan mengerahkan jet tempur dan helikopter militer. Menurut laporan Yonhap, militer Seoul melepaskan sekitar 100 tembakan ke pesawat tak berawak Korut yang memasuki wilayah udara Korseal di dekat pulau pesisir barat.
Korsel kemudian mengerahkan aset pengintaian berawak dan tak berawak ke daerah yang dekat dengan perbatasan dan masuk ke wilayah udara Korea Utara.
Menurut JCS Korsel, langkah itu sejalan dengan strategi Korea Selatan selama setahun terakhir untuk menanggapi provokasi Korea Utara dengan manuver serupa.
Kim Jong-un telah menemukan ruang untuk meningkatkan ketegangan saat sekutu Korsel, Amerika Serikat, sedang fokus pada perang Rusia di Ukraina. Langkah tersebut meningkatkan risiko bentrokan mematikan besar pertama dalam beberapa tahun, seperti ketika Korea Utara membombardir pulau perbatasan Korea Selatan; Yeonpyeong, dengan artileri pada tahun 2010.
Kim Jong-un telah memodernisasi inventaris misilnya selama beberapa tahun terakhir agar lebih mudah disembunyikan, lebih cepat digunakan, dan lebih sulit ditembak jatuh.
Tahun ini, dia telah menguji rudal yang dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir ke sekutu AS; Korea Selatan dan Jepang, serta menembakkan rudal balistik antarbenua dengan jangkauan untuk mencapai daratan Amerika.
Korea Selatan berekspektasi bahwa Kim Jong-un akan menguji bom nuklirnya dalam waktu dekat. [rna]