WahanaNews.co | Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta negara yang tak berpihak padanya untuk membayar pembelian gas menggunakan mata uang rubel.
Putin telah menyampaikan itu pada Rabu (23/3/2022).
Baca Juga:
Putin Tuduh AS dan Sekutunya Ledakkan Pipa Gas Nord Stream
“Jika Anda ingin gas kami, maka beli (menggunakan) mata uang kami,” kata Putin, dikutip dari Reuters.
Adapun sekitar 40 persen total konsumsi gas Eropa berasal dari Rusia.
Tahun ini, impor gas Uni Eropa dari Rusia fluktuatif, antara 200 juta euro ke 800 juta euro per hari.
Baca Juga:
PM Denmark Temukan Unsur Kesengajaan pada Kebocoran Pipa Gas Rusia
Qatar Anggap Mustahil Menggantikan Gas Rusia
Jerman dan Qatar sepakat menjalin kemitraan jangka panjang dalam sektor energi agar tak tergantung gas Rusia.
Meski begitu, Menteri Energi Qatar, Saad al-Kaabi, mengatakan, mustahil mengganti gas alam Rusia di pasar Eropa.
Bukan tanpa alasan, karena Rusia menyuplai sekitar 30 persen sampai 40 persen dari total volume suplai gas di pasar dunia.
Gas Alam Cair AS Jadi Alternatif
Selama satu dekade belakangan, Amerika Serikat membangun teknologi untuk mengumpulkan gas alam.
Amerika menjadi pengekspor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) terbesar di dunia.
Sebagai upaya membangkitkan ekspor LNG, Amerika telah memperingatkan Eropa soal ancaman dominasi Rusia di sektor gas alam.
Pada Jumat (25/3/2022), Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengumumkan kesepakatan pemasokan gas alam cair dari Amerika ke Uni Eropa.
Komisi Eropa menyatakan akan bekerja dengan negara-negara anggota Uni Eropa untuk memastikan mereka menerima sekitar 50 miliar meter kubik (bcm) LNG tambahan hingga setidaknya pada 2030.
Pembelian Gas dari Rusia Harus Gunakan Mata Uang Rubel
Harga gas naik 30 persen di beberapa negara Eropa.
Kondisi itu diprediksi akan memperburuk krisis energi di kawasan Uni Eropa.
Vladimir Putin juga meminta pembayaran menggunakan mata uang negaranya.
“Rusia akan terus menyuplai gas alam sesuai volume dan harga, sesuai termaktub di kontrak. Perubahannya, hanya mata uang untuk pembayaran yang akan diubah menjadi rubel,” ucap Putin.
Pasokan Gas di Uni Eropa Terancam
Rusia memasok sekitar 40 persen gas alam untuk Eropa.
Namun, perseteruan dengan Ukraina membuat situasi menjadi rumit.
Ukraina merupakan negara transit utama pemasokan gas dari Rusia.
Pada Januari 2022, bank Jerman, Commerzbank, menerbitkan data persediaan gas alam di seluruh Uni Eropa.
Persediaan gas yang biasanya mencapai 60 persen pada awal tahun, menjadi hanya sekitar 47 persen.
Banyak pihak memprediksi, Vladimir Putin akan menghentikan atau memotong pasokan gas alam sebagai pembalasan terhadap sanksi Barat.
Ekonom Commerzbank, Bernd Weidensteiner, memperingatkan, jika hal itu terjadi maka persediaan gas di beberapa negara Eropa mungkin akan sangat sedikit.
Uni Eropa Ingin Akhiri Pasokan Gas Rusia pada 2027
Uni Eropa berencana mengakhiri penggunaan gas Rusia pada 2027.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Uni Eropa meningkatkan upaya untuk mengamankan banyak pasokan gas alam cair.
Uni Eropa melakukan pembicaraan langsung dengan negara-negara pemasok.
Upaya ini menghasilkan rekor pengiriman 10 bank cubic meter (bcm) gas alam cair lebih dari 120 kapal pada Januari lalu. [gun]