Kepala urusan global Meta (Facebook), Nick Clegg menyebut perusahaannya akan melakukan apa pun untuk melanjutkan operasi di Rusia.
“Sebentara lagi jutaan warga biasa Rusia akan terputus dari informasi reliabel, dirampas dari cara mereka terhubung dengan keluarga, teman-teman, dan dibungkam,” kata Clegg dalam pernyataannya.
Baca Juga:
Sarat Pro dan Kontra, NATO Tak Sepakat Kirim Tank ke Ukraina
Sementara itu, akses ke media sosial Twitter juga dilaporkan dibatasi oleh pemerintah Rusia. Hal tersebut diwartakan oleh TASS, Jumat (4/3).
Pembatasan terhadap informasi dari pemerintah Rusia dari platform-platform media sosial terjadi di tengah invasi ke Ukraina dan demonstrasi anti-perang di Rusia.
Menanggapi demonstrasi yang merebak, Kremlin mengambil langkah tegas dengan meloloskan peraturan baru.
Baca Juga:
Kronologi Ukraina Bombardir Rusia hingga 400 Tentara Tewas dan 300 Lainnya Diklaim Luka-Luka
Lewat peraturan baru ini, media independent Rusia bisa dihukum berat karena mempublikasikan “berita palsu” tentang perang di Ukraina. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.