WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan bahwa serangan Israel di Jalur Gaza mirip dengan kekejaman yang dilakukan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II.
Dalam pidatonya di hadapan peserta forum pemuda Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul pada Jumat (9/2), Erdogan menekankan bahwa pasukan Israel telah melakukan pembunuhan terhadap penduduk Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, serta menyiksa ribuan lainnya.
Baca Juga:
Erdogan Rencanakan Pembicaraan dengan Putin untuk Pulihkan Perjanjian Laut Hitam
Erdogan juga mencatat bahwa gempuran Israel yang berkelanjutan terhadap populasi sipil telah menyebabkan lebih dari 67 ribu warga Palestina mengalami luka-luka.
Ia menyebut bahwa serangan tersebut tidak hanya merusak tempat-tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, tetapi juga menghancurkan seluruh infrastruktur sipil, yang menurutnya serupa dengan tindakan kekejaman yang dilakukan oleh Nazi.
Presiden Turki menegaskan komitmen Turki dan negara-negara Muslim lainnya untuk terus berjuang guna menarik perhatian dunia terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran aturan perang yang dianggap dilakukan oleh Israel.
Baca Juga:
Erdogan Cap PM Israel Netanyahu Sebagai 'Tukang Jagal Gaza'
"Kami terus berupaya melalui jalur diplomasi untuk memastikan negara-negara Islam bertindak serentak terhadap penindasan Israel di Jalur Gaza," ucap Presiden Turki.
"Kami akan melanjutkan perjuangan hingga negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan utuh sesuai perbatasan 1967 dengan ibu kota di Yerusalem Timur terwujud," katanya menegaskan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidanm mengecam diamnya komunitas internasional atas pembantaian rakyat Palestina di Gaza, yang ia sebut menyiratkan matinya hukum internasional.
Ia lantas menyerukan supaya tekanan diplomasi terhadap Israel diperkuat.
Fidanm juga menekankan bahwa pertikaian di Jalur Gaza tidak terbatas pada skala lokal saja, karena dampaknya bisa meluas ke seluruh dunia jika pertempuran berlanjut dan upaya pencapaian solusi dua negara antara Israel dan Palestina tidak diimplementasikan.
Pembelaan Erdogan untuk Palestina
Sebelumnya, Erdogan memang paling keras mengutuk Israel. Dia dikenal sangat vokal dalam membela Palestina.
Dalam beberapa kesempatan, pihaknya terus mengecam dengan keras atas penghancuran dan pembantaian Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
Melansir Tempo, berikut rangkuman pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kecam Israel.
1. Perdana Menteri Israel tukang jagal
Pada Rabu 29 November 2023, Erdogan mencap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal Gaza” dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia.
Erdogan telah berulang kali mengecam Israel atas besarnya kematian dan kehancuran yang disebabkan Zionis yang membalas serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober.
Dia mencap Israel sebagai “negara teroris” dan menyebut Hamas sebagai “kelompok pembebasan”.
Erdogan melipatgandakan serangan lisannya tersebut saat tampil di hadapan anggota partai berkuasa berafiliasi Islam di parlemen Turki.
“Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza,” kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional.
“Netanyahu membahayakan keamanan semua orang Yahudi di dunia dengan mendukung anti-Semitisme melalui pembunuhan yang dia lakukan di Gaza.”
2. Israel penjahat perang
Pada Selasa, 29 November 2023 lalu, Erdogan mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Israel harus bertanggung jawab di pengadilan internasional atas kejahatan perang yang dilakukan mereka di Gaza.
Dalam percakapan telepon menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Gaza yang direncanakan pada Rabu, Erdogan dan Guterres membahas tentang harapan komunitas internasional mengenai serangan ilegal Israel, akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, dan upaya untuk perdamaian abadi, kata kepresidenan Turki.
“Selama panggilan telepon tersebut, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Israel tanpa malu-malu terus menginjak-injak hukum internasional, hukum perang, dan hukum kemanusiaan internasional dengan memandang mata komunitas internasional, dan Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya di hadapan hukum internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan.
3. Israel negara teror
Pada Rabu, 15 November 2023, Erdogan mengatakan secara blak-blakan Israel adalah “negara teror” yang melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional di Gaza.
Ungkapan itu untuk mempertajam kritiknya yang berulang kali terhadap para pemimpin Israel dan pendukung mereka di Barat. Presiden Turki ini juga menyebut Israel biadab karena mengebom warga sipil, seperti yang dilakukan teroris.
“Dengan kebiadaban mengebom warga sipil yang memaksa mereka keluar dari rumah mereka saat mereka direlokasi, hal ini benar-benar menggunakan terorisme negara,” kata Erdogan tentang Israel di parlemen, Rabu, 15 November 2023. “Saya sekarang mengatakan, dengan hati yang tenang, bahwa Israel adalah negara teror.”
4. Serangan Israel paling berbahaya dalam sejarah kemanusiaan tapi didukung barat
Berbicara dua hari sebelum rencana kunjungannya ke Jerman untuk bertemu Kanselir Olaf Scholz, Erdogan mengatakan serangan militer Israel melawan kelompok militan Palestina Hamas termasuk serangan paling berbahaya dalam sejarah manusia dengan dukungan tak terbatas dari Barat.
Pihaknya menyerukan agar para pemimpin Israel diadili atas kejahatan perang di Mahkamah Internasional di Den Haag.
Sebelumnya Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara Arab menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Turki menegaskan Hamas bukan organisasi teroris tetapi sebuah partai politik yang memenangkan pemilu sebelumnya. Ankara menjadi tuan rumah bagi beberapa anggota Hamas dan mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.
“Kami tidak akan pernah segan-segan menyuarakan kebenaran bahwa anggota Hamas yang melindungi tanah, kehormatan, dan nyawa mereka dalam menghadapi kebijakan pendudukan adalah pejuang perlawanan, hanya karena sebagian orang merasa tidak nyaman dengan hal tersebut,” katanya.
5. Erdogan tarik duta besar dan sebut Netanyahu tidak bisa diajak berunding
Erdogan telah menarik Duta Besar Turki untuk Israel Sakir Ozkan Torunlar akhir tahun lalu.
Dilansir dari Aljazeera, hal itu dilakukannya melalui Kementerian Luar Negeri Turki, mengingat serangan terus menerus yang dilakukan Israel di Gaza. Sehari sebelumnya, Erdogan juga telah memutus kontak dengan Netanyahu.
“Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” kata Erdogan.
Israel membombardir kembali Gaza sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok Palestina, Hamas, melancarkan serangan terhadap Israel, yang menyebabkan kematian 1.400 orang dan banyak orang disandera.
Menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, serangan-serangan Israel telah membunuh 7.703 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil dan banyak di antaranya adalah anak-anak.
Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang meminta gencatan senjata kemanusiaan yang berlangsung lama dan berkelanjutan di Gaza.
Resolusi tersebut diajukan oleh hampir 50 negara termasuk Turki, Palestina, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UAE). Menghasilkan suara 120 mendukung, 14 menolak, dan 45 abstain.
6. Netranyahu Tukang Jagal Gaza
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga memberikan gelar pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "tukang jagal Gaza" dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia.
Erdogan telah berulang kali mengecam Israel atas besarnya kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh respons Israel terhadap serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok pejuang Palestina Hamas pada 7 Oktober.
“Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza,” kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]