WahanaNews.co | Jerman merupakan salah satu dari puluhan negara yang menjanjikan bantuan persenjataan pada Ukraina untuk melawan invasi militer Rusia.
Negara tersebut mengirim 500 rudal anti-pesawat jenis Stinger dan 1.000 peluncur granat anti-tank. Tindakan ini cukup luar biasa mengingat Jerman dari dulu mengadopsi kebijakan untuk tidak mengekspor senjata ke wilayah konflik.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Dalam situasi seperti ini, sudah menjadi tugas kami untuk mendukung Ukraina semampu kita agar bisa bertahan melawan pasukan invasi Vladimir Putin," kata Kanselir Jerman Olof Scholz, Sabtu (26/2/2022).
Jerman, yang merupakan bagian dari Uni Eropa, ikut menerapkan sanksi ekonomi kolektif terhadap Rusia dan menjadi salah satu negara yang mendukung usulan agar perbankan Rusia dibatasi dari sistem pembayaran global SWIFT.
Sebelumnya, Jerman menentang usulan tersebut bersama Italia dan Hungaria. Namun, belakangan Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Hungaria Victor Orban mengindikasikan bakal mendukung sanksi SWIFT pada Rusia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
“Yang kita butuhkan adalah pembatasan SWIFT secara terarah dan fungsional," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan Menteri Ekonomo Robert Habeck dalam pernyataan bersama.
Jerman sedang menggodok rencana untuk mencegah “dampak sampingan” dan memastikan sanksi SWIFT ini tepat sasaran, bunyi pernyataan tersebut.
Cukup banyak perusahaan besar di Eropa yang memiliki saham atau kemitraan bisnis dengan perusahaan-perusahaan Rusia, sehingga jika SWIFT diterapkan bakal ada pihak lain yang dirugikan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.