WahanaNews.co | China menolak Rusia dikeluarkan dari G20 dan forum internasional sekalipun muncul desakan agar Moskow didepak ari forum global menyusul perang yang masih terjadi di Ukraina.
Pernyataan itu muncul saat Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 Bali, Selasa (15/11).
Baca Juga:
China Sedang Kembangkan Kapal Induk Keempat, Ini Bocorannya
"Kami sangat senang Anda berpartisipasi di KTT G20, mewakili Rusia, ini misi yang sangat luar biasa," kata Wang Yi, seperti dikutip Ria Novosti.
Ia kemudian berujar, "Kami mendukung peran layak Rusia dalam G20 dan platform internasional lain. [Kami] percaya tak ada yang berhak mengambil hak rasional Rusia berpartisipasi di kerangka format multilateral."
Sementara itu, Lavrov memberi ucapan selamat kepada Wang Yi usai terpilih menjadi Komite Pusat Partai Komunis China (PKC).
Baca Juga:
45 Pesawat Tempur Langgar Wilayah Udara, Taiwan Kecam Manuver Militer China
Ia juga menyampaikan suka cita setelah Presiden China Xi Jinping terpilih kembali menjadi sekretaris jenderal partai itu di periode ketiga.
"Kami senang Kamerad Xi Jing, selaku kawan lama warga Rusia, terpilih kembali menjadi Sekjen CPC, yang menegaskan otoritas politiknya yang tak terbantahkan," ujar Lavrov.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan China dan Rusia tampak akrab. Beberapa pekan sebelum invasi, Xi bahkan sempat mengatakan kedua negara memiliki kemitraan "tanpa batas."
Sementara itu, beberapa pihak termasuk Ukraina mendesak agar Rusia didepak dari G20 dan forum internasional lain.
Menurut mereka, rezim Putin tak pantas semeja dengan pemimpin dunia karena dia menjadi penyebab ribuan orang meninggal di Ukraina.
Putin juga disebut harus bertanggung jawab atas serangkaian serangan brutal di negara tetangganya itu.
"Undangan Putin ke KTT Bali harus dicabut, dan Rusia dikeluarkan dari G20," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko di Twitter pada awal November lalu.
KTT G20 sedang berlangsung di Bali pada 15-16 November. Dalam draf yang beredar, mayoritas pemimpin dunia sepakat mengecam invasi Moskow di Ukraina. [rgo]