WahanaNews.co | Bos perusahaan raksasa Tesla Elon Musk berencana menutup pembelian media sosial Twitter Inc senilai 44 miliar dolar AS (Rp 676 triliun) pada jumat, 28 Oktober.
Hal ini diketahui dari sebuah sumber yang mengklaim mengetahui masalah tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
“Investor ekuitas, termasuk Sequoia Capital, Binance, Qatar Investment Authority dan lainnya telah menerima dokumen yang diperlukan untuk komitmen pembiayaan dari pengacara Musk,” tambah sumber itu, seperti dikutip Reuters.
Langkah ini adalah tanda paling jelas bahwa Musk berencana untuk mematuhi tenggat waktu hakim pengadilan Delaware untuk menyelesaikan transaksi pada Jumat itu.
Sementara menurut laporan Bloomberg News, bank-bank yang berkomitmen untuk mendanai pembelian Musk atas Twitter telah selesai menyusun perjanjian pembiayaan utang akhir dan sedang dalam proses menandatangani dokumen yang diperlukan,
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Musk berjanji untuk menutup kesepakatan melalui konferensi pers video pada Senin, 24 Oktober dengan para bankir yang membantu mendanai kesepakatan itu.
Sementara itu Twitter menolak berkomentar tentang laporan itu. Bahkan pengacara CEO Tesla itu tidak bersedia untuk berkomentar.
Saham Twitter melonjak karena berita tersebut dan diperdagangkan naik 3% pada 52,95 dolar AS pada Selasa, 5 Oktober, lebih dekat dengan harga penawaran Musk sebesar 54,20 dolar AS.
Musk telah berjanji untuk menyediakan 46,5 miliar dolar AS ekuitas dan pembiayaan utang untuk akuisisi, yang mencakup label harga 44 miliar dolar AS dan biaya penutupan.
Beberapa Bank, termasuk Morgan Stanley dan Bank of America Corp, telah berkomitmen untuk menyediakan 13 miliar dolar AS pembiayaan utang untuk mendukung kesepakatan Musk dengan Twitter.
Investor ekuitas, termasuk co-founder Oracle Corp Larry Ellison dan Pangeran Saudi, Alwaleed bin Talal, akan memberikan 7,1 miliar dolar AS.
Penutupan kesepakatan akan menghentikan spekulasi berbulan-bulan bahwa miliarder terkaya di dunia yang tidak menentu itu akan meninggalkan pengambilalihan.
Musk telah menggembar-gemborkan dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara dan kritis terhadap pendekatan Twitter untuk memantau konten kekerasan atau kebencian, yang telah menyebabkan larangan banyak suara konservatif terkemuka. [Tio]