WahanaNews.co | Salah satu pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag mengklarifikasi soal aksi pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) di Belanda saat peringatan kemerdekaan RI ke-77.
"Betul, ada demo usai kegiatan peringatan HUT RI [Hari Ulang Tahun Republik Indonesia]. Demo di sini sudah hal biasa, karena memang bagian dari kebebasan berekspresi," kata pejabat penerangan KBRI Den Haag, Puji Lestari, dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (18/8).
Baca Juga:
Rayakan HUT RI, Relawan BUMN di Jembrana Gelar Upacara dan Berbagai Kegiatan Sosial
Namun, Puji tak mengetahui dengan pasti apakah demo tersebut sudah mengantongi izin atau belum. Ia hanya mengatakan yang bisa menjawab hal tersebut hanya polisi Belanda.
Lebih lanjut, dia menjelaskan demo tanpa izin bisa saja berlangsung di Belanda selama berjalan secara damai tanpa ada kerusuhan.
"Sepemahaman kami kalau tidak berizin pun tidak akan dibubarkan selama itu tidak ada perusakan atau merugikan pihak lain. Kalau dia demo damai, ya sudah dijaga saja," ucap Puji lagi.
Baca Juga:
Peringati HUT RI ke-79, Kajari Gunungsitoli Bacakan Amanat Jaksa Agung
Terkait kehadiran polisi saat demo dan pengibaran bendera berlangsung, Puji membeberkan karena sebelumnya KBRI Den Haag meminta izin ke pihak terkait guna merayakan peringatan kemerdekaan Indonesia.
Izin itu disampaikan ke pemerintah kota, kepolisian, bahkan tetangga-tetangga yang berpotensi terganggu dengan acara tersebut.
"Karena memang pengamanan dari kepolisian, apakah ada demo atau tidak pasti di sana sudah ada polisi," kata Puji.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan insiden tersebut terjadi usai KBRI Den Haag menggelar upacara bendera di Sekolah Indonesia Den Haag.
"Pada saat akhir setelah acara hiburan oleh Masyarakat Indonesia, dilaporkan ada demo di luar pagar dari beberapa orang yang membawa bendera RMS," kata Faizasyah.
Lebih lanjut, ia menerangkan mereka ada keturunan dari orang-orang Maluku yang berpindah ke Belanda.
"Simpatisan RMS tidak banyak," ucap dia.
Peristiwa pengibaran bendera itu menjadi sorotan usai pengguna media sosial TikTok, @narasi.nara mengunggah video yang berisi sekelompok orang mengibarkan bendera RMS.
Ketika itu, ia tengah merekam momen usai upacara peringatan kemerdekaan RI berlangsung.
RMS merupakan salah satu kelompok yang dicap pemberontak karena ingin mendirikan negara di dalam NKRI.
Militer Indonesia sudah menghabisi basis RMS di Ambon pada 1950. Namun, para pemimpin dan banyak pengikut mengasingkan diri di Belanda sambil bergerilya.
Insiden pengibaran bendera RMS usai acara tertentu juga disebut kerap terjadi di Belanda. [rin]