WahanaNews.co | Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bersikeras menolak Finlandia dan Swedia menjadi anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lantaran dua negara itu dituduh melindungi pemberontak Kurdi.
Ankara memang memberi label pemberontak Kurdi sebagai teroris dan negara yang melindungi mereka sebagai sponsor teroris.
Baca Juga:
Erdogan Resmi Dilantik untuk ke-3 Kalinya Jadi Presiden Turki
Menurutnya, Finlandia dan Swedia menampung dan membiayai "teroris" hingga memasok mereka dengan senjata.
"NATO adalah aliansi keamanan dan kami tidak dapat menerima teroris berada di dalamnya," ucap Erdogan seperti dikutip Reuters.
Turki sebelumnya juga menyampaikan kepada para pemimpin NATO untuk memenuhi permintaan Ankara terkait keanggotaan Finlandia dan Swedia.
Baca Juga:
Hari Ini Erdogan Akan Dilantik Jadi Presiden Turki
Erdogan pun kembali menegaskan jangan berharap ada perubahan dari Turki jika permintaan mereka tak dipenuhi.
Salah satu permintaan itu adalah pelarangan organisasi Kurdi separatis Turki di Swedia dan Finlandia. Turki juga meminya kedua negara itu melakukan ekstradisi para pemberontak Kurdi.
Erdogan merujuk pada tokoh-tokoh politik hingga aktivis yang dituding terkait upaya kudeta gagal pada 2016 dan lari ke luar negeri, termasuk Finlandia dan Swedia.
"Kami akan tetap menerapkan kebijakan kami dengan cara yang pasti. Kami telah mengatakan kepada sekutu bahwa kami tetap akan menolak keanggotaan Finlandia dan Swedia. Dan itu akan tetap seperti itu," kata Erdogan dalam sebuah video yang diunggah di akun Twitternya Kamis (19/5).
Sebelumnya, Erdogan juga telah meminta anggota NATO lain untuk menghargai posisinya dalam hal ini, terutama soal kekhawatiran keamanan jika Finlandia dan Swedia masuk aliansi itu.
Erdogan mengatakan delegasi Finlandia dan Swedia tidak usah repot-repot berkunjung ke Ankara untuk melobi Turki agar melunak soal keanggotaan mereka di NATO.
Turki sendiri merupakan salah satu anggota NATO dan menjadi salah satu penentu keanggotaan Finlandia dan Swedia di aliansi tersebut. [rsy]