WahanaNews.co |
Enam tentara Inggris ditangkap dan dilempar dari kereta di Jogeva, Estonia,
yang hanya berjarak 20 mil dari Rusia.
Mereka ditangkap polisi setempat karena mabuk
dan membuat kegaduhan di dalam kereta.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
Insiden itu terjadi selama akhir pekan lalu.
Polisi Jogeva bertindak setelah para penumpang
sipil mengeluh tentang perilaku gaduh enam tentara tersebut.
Polisi dipanggil setelah staf kereta api
meminta enam tentara Inggris berulang kali untuk berhenti mengintimidasi warga
sipil.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Alih-alih berhenti, para tentara itu justru
bertindak agresif.
Para saksi mata di kereta mengatakan, para
tentara itu mabuk.
Setelah ditangkap dan dilempar dari kereta,
enam tentara Inggris diserahkan kepada polisi militer NATO dan menghadapi
tindakan disipliner.
Ada ratusan tentara Inggris di Estonia sebagai
bagian dari kelompok pertempuran NATO, sebagian besar dari Batalyon 1, Resimen
Mercian.
Ulah nakal enam tentara itu terjadi di tengah
kekhawatiran bahwa agen-agen intelijen Rusia dapat menggunakan pasukan Inggris
yang berperilaku buruk untuk mendiskreditkan operasi NATO di perbatasan.
Pakar Rusia, Bruce Jones, dari perusahaan
intelijen pertahanan Janes, mengatakan: "Sebuah insiden serius dapat dibangun dengan
sengaja oleh operasi [Presiden Vladimir] Putin."
Kementerian Pertahanan Inggris telah
mengonfirmasi kejadian itu.
"Sebuah penyelidikan sedang
berlangsung," kata kementerian tersebut, melalui seorang juru bicaranya,
yang dikutip The Mirror, Senin (7/6/2021).
Bulan lalu, tentara-tentara Inggris, yang
dikirim ke Estonia untuk memperkuat pasukan lokal melawan ancaman dari Rusia,
terlibat dalam bentrokan massal dengan penduduk setempat dalam perselisihan
tentang seorang wanita.
Situs berita ERR melaporkan bahwa
delapan hingga sepuluh tentara pergi ke sebuah restoran cepat saji di kota
Tapa, Estonia, ketika masalah berkobar setelah sekelompok pria setempat
keberatan dengan tentara yang mengobrol dengan seorang wanita.
Perkelahian itu kemudian merembet ke jalan.
Polisi militer dipanggil, tetapi pada saat
mereka tiba, polisi setempat sudah berada di tempat kejadian dan perkelahian
berakhir.
Kedua belah pihak menolak untuk mengajukan
tuntutan.
Saksi mata mengatakan pada saat itu bahwa
seorang pria lokal diborgol.
Para prajurit Inggris ditempatkan di pangkalan
militer Tapa, yang merupakan rumah bagi NATO Enhanced Forward Presence
Battlegroup, yang saat ini dipimpin oleh Inggris, meskipun merupakan bagian
dari Brigade Infanteri 1 Angkatan Pertahanan Estonia. [qnt]