“Kami menjauh agar anak-anak kami tidak bergaul dengan A.”
Tanpa akses interaksi dengan sesama anak-anak, A lebih banyak menghabiskan waktu bersama anjing peliharaan di rumahnya. Dalam kesehariannya, ia meniru perilaku anjing, termasuk menggonggong sebagai sarana komunikasi.
Baca Juga:
Empat Anak Terlantar di Pagaran Honas, Tapteng, Diasuh Panti Asuhan Sion
Menurut laporan media lokal, bocah ini kerap ditinggalkan sendirian bersama anjing-anjing saat ibunya pergi mengemis ke desa atau kuil.
Akibatnya, perilaku dan perkembangan sosial A terbentuk dalam dunia yang sepenuhnya asing bagi manusia.
Kondisi menyedihkan ini akhirnya memantik aksi penyelamatan dari pihak sekolah.
Baca Juga:
Lapas Sibolga dan Pemerintah Daerah Jalin Sinergi, Amankan Masa Depan Empat Anak Terlantar
Kepala sekolah setempat menghubungi Paveena Hongsakul, presiden Paveena Hongsakul Foundation for Children and Women, yang kemudian turun tangan.
Paveena menggandeng aparat polisi, pejabat pendidikan, serta Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia untuk mengevakuasi A dari lingkungan yang penuh risiko.
“Dia tidak berbicara. Dia hanya menggonggong. Sungguh menyedihkan melihatnya,” kata Paveena dalam keterangan resminya.