WahanaNews.co | Beberapa waktu lalu, Forrest Li, pendiri dan CEO SEA Ltd (induk Shopee dan Garena) pernah menyandang predikat orang terkaya di Singapura dengan harta US$22 miliar atau setara Rp 319 triliun (asumsi Rp 14.500/US$).
Namun berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kini kekayaan tinggal US$4,7 miliar (Rp 68,15 triliun). Artinya kekayaannya menyusut sebesar Rp 250,85 triliun dan tak lagi mendapat predikat sebagai orang terkaya di Singapura.
Baca Juga:
Uang Palsu Beredar di E-commerce, Bank Indonesia Buka Suara
Turun drastisnya kekayaan Forrest Li dampak dari turunnya harga saham SEA di bursa saham Amerika serikat yang membuat kapitalisasi pasar perusahaan sebesar US$1 triliun hilang. Sentimennya dari mulai dari penutupan operasi Shopee di India dan Prancis hingga laporan keuangan yang mengecewakan.
SEA mempublikasikan laporan keuangan, dan analis memperkirakan kerugian perusahaan bisa lebih dari US$740 juta. Rugi bersih SEA telah membengkak pada kuartal pertama tahun lalu karena perusahaan mempercepat ekspansinya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (17/5/2022).
Bagi analis penurunan kekayaan Forrest Li sebesar 80% dari Oktober 2021 lalu ini menunjukkan kerentanan saham sektor teknologi. Peningkatan pesat kekayaan ini ditopang meningkatnya oleh tingginya permintaan untuk layanan mereka seperti e-commerce Shopee dan game Garena selama pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pedagang Minta "E-commerce" Dihapuskan, Begini Jawaban Mendag
Namun hal ini terancam adanya perang Ukraina dan Rusia dan kenaikan suku bunga acuan karena bank sentral akan berusaha untuk mengendalikan inflasi yang sudah naik.
"SEA akan menghadapi tantangan yang meningkat pada tahun 2022," ujar Shawn Yang, managing director Blue Lotus Capital, yang memangkas target harga SEA dari US$180 per saham menjadi US$105 pada 10 Mei lalu.
Seorang perwakilan SEA menolak berkomentar mengenai hal ini kepada Channel News Asia.