Senjata nuklir dapat dibuat menggunakan uranium atau plutonium yang sangat diperkaya, dan Korea Utara memiliki fasilitas untuk memproduksi keduanya di Yongbyon.
Bulan lalu, foto-foto satelit Yongbyon sebelumnya menunjukkan tanda-tanda bahwa Korea Utara melanjutkan operasi fasilitas lain untuk memproduksi plutonium tingkat senjata.
Baca Juga:
Meski Tertutup, Korea Utara Tetap Bisa Dipantau Media Korea Selatan
Korea Utara menyebut kompleks Yongbyon sebagai "jantung" dari program nuklirnya.
Selama pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump pada awal 2019, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menawarkan untuk membongkar seluruh kompleks jika dia diberi keringanan sanksi besar.
Tapi usulan itu ditolak.
Baca Juga:
Diduga Hasil Barter dengan Moskow, Kim Jong Un Pamer Rudal Baru
Beberapa pakar Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan percaya bahwa Korea Utara secara diam-diam menjalankan setidaknya satu pabrik pengayaan uranium tambahan.
Pada tahun 2018, seorang pejabat tinggi Korea Selatan mengatakan kepada parlemen bahwa Korea Utara diperkirakan telah memproduksi sebanyak 60 senjata nuklir juga.
Perkiraan berapa banyak senjata nuklir yang dapat ditambahkan Korea Utara setiap tahun bervariasi, mulai dari enam hingga 18.