WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah China menyatakan akan terus memantau kemungkinan kenaikan tarif masuk terhadap produk-produk mereka oleh Indonesia.
"China akan mengamati dengan seksama kemungkinan penerapan 'safeguard tariff' oleh Indonesia terhadap produk tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan-perusahaan China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Kamis.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan akan mengenakan bea masuk hingga 200 persen pada barang-barang asal China.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa rencana Indonesia untuk menerapkan tarif hingga 200 persen pada produk tekstil tidak ditujukan untuk menyerang negara tertentu, termasuk China.
"Kami mencatat klarifikasi dari Menteri Koordinator Luhut dan Menteri Zulkifli Hasan mengenai rencana penerapan tarif tinggi oleh Indonesia terhadap impor dari China, yang menekankan bahwa meskipun 'safeguard tariff' diterapkan, tarif tersebut berlaku untuk semua negara dan tidak menargetkan satu negara tertentu, terutama China," ujar Lin Jian.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Lin Jian mengatakan baik China maupun Indonesia mendapat manfaat dari kerja sama kedua negara.
"Kedua negara dengan tegas mendukung perdagangan bebas, menentang proteksionisme dan berkomitmen terhadap pertumbuhan kerja sama perdagangan dan investasi bilateral yang sehat dan stabil," tambah Lin Jian.
China, menurut Lin Jian, siap bekerja sama dengan Indonesia berdasarkan prinsip saling menguntungkan untuk meningkatkan perdagangan bilateral dan kerja sama ekonomi, serta mewujudkan perdagangan yang kuat, seimbang, inklusif, dan berkelanjutan.
"Kami juga ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk bersama-sama menegakkan tatanan perdagangan internasional yang bebas dan terbuka," tambah Lin Jian.
Dalam pernyataan resminya, Jumat (5/7/2024) lalu, Luhut mengungkapkan bahwa penerapan safeguard tariff atau Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) untuk beberapa produk tekstil sebenarnya sudah diberlakukan dan saat ini sedang dalam perpanjangan.
BMTP diberlakukan untuk semua barang impor tanpa membedakan asal negara tertentu.
Menurut Luhut, kebijakan tersebut perlu dikaji dengan cermat agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan industri dalam negeri.
"Saya juga telah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan untuk membahas masalah ini. Kami sepakat untuk mengutamakan kepentingan nasional kita namun tetap mempertimbangkan kemitraan dengan negara sahabat," ucap Luhut.
Luhut menegaskan bahwa China adalah salah satu mitra komprehensif strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi.
Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik ini dengan terus berkomunikasi dan berdialog terkait langkah-langkah kebijakan antarnegara.
Sementara itu, Zulkifli mengatakan rencana penerapan tarif tersebut merupakan respons terhadap regulasi-regulasi sebelumnya tentang perdagangan dan perlindungan industri lokal yang belum memuaskan bagi semua pihak.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]