WahanaNews.co | China kembali menegaskan bahwa Taiwan tak berhak untuk bergabung dengan PBB, sehari setelah Amerika Serikat menyatakan dukungannya untuk partisipasi Taiwan di PBB.
Hal ini dilontarkan China setelah pejabat Taiwan berbicara dengan pejabat AS terkait keinginan Taiwan memiliki peran di PBB.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
Taiwan mewakili China di PBB sampai 25 Oktober 1971, ketika terpilih sebagai perwakilan negara yang mendukung Republik Rakyat China, yang memenangkan perang saudara pada tahun 1949 dan memaksa pemerintah republik melarikan diri ke Taiwan.
Sejak itu, Taipei secara teratur mengupayakan peningkatan partisipasi di PBB dan badan PBB lainnya.
Pada Rabu, sebagai tanggapan atas dukungan AS untuk upaya Taipei, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Ma Xiaoguang mengatakan Taiwan “tidak memiliki hak untuk bergabung dengan PBB”.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
"PBB adalah organisasi pemerintah internasional yang terdiri dari negara-negara berdaulat, Taiwan adalah bagian dari China," jelasnya kepada wartawan, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (28/10).
Pernyataan Xiaoguang muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyampaikan dalam sebuah pernyataan pada Selasa, dia menyayangkan Taiwan dikecualikan dari panggung dunia.
“Itulah sebabnya kami mendorong semua negara anggota PBB untuk bergabung dengan kami dalam mendukung partisipasi Taiwan yang kuat dan berarti di seluruh sistem PBB dan di komunitas internasional,” kata Blinken.
Para pengatama khawatir pernyataan AS ini dapat membawa negara adidaya itu ke ambang konfrontasi.
AS mengakui Republik Rakyat China pada 1979 tetapi mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” dengan Taiwan di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979.
Undang-undang tersebut mengamanatkan AS “melestarikan dan mempromosikan hubungan komersial, budaya, dan hubungan lain yang luas, dekat dan bersahabat antara rakyat Amerika Serikat dan rakyat Taiwan”.
Ketegangan China-Taiwan meningkat akhir-akhir ini. Dalam beberapa bulan terakhir, Beijing menerbangkan jet tempurnya di dekat Taiwan, yang disebut sebagai peringatan kepada pemerintah di Taipei.
Beijing juga baru-baru ini mengadakan latihan pendaratan pantai di sisi Selat Taiwan dengan lebar sekitar 160 kilometer.
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menyampaikan pihaknya siap membela Taiwan jika diserang China. Namun Gedung Putih mengatakan AS "tidak mengumumkan perubahan apa pun dalam kebijakan kami dan tidak ada perubahan dalam kebijakan kami" terkait Taiwan.
Blinken pada Selasa menegaskan kembali bahwa AS masih hanya mengakui Beijing.
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyambut baik dukungan Blinken untuk partisipasi yang lebih luas di panggung dunia. [qnt]