WahanaNews.co | Direktur CIA, William Burns, yang juga mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Moskow, mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, merasa marah dan frustasi dengan situasi di Ukraina, dan ada kemungkinan meningkatkan serangan di Ukraina.
Putin disebut marah dan frustasi lantaran rencana agresi militer Rusia ke Ukraina tidak berjalan sesuai rencana.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Putin awalnya ingin memperoleh kemenangan cepat di Ukraina.
Targetnya, merebut Ibu Kota Kiev dalam dua hari, ternyata gagal total.
"Dia kemungkinan akan menggandakan dan mencoba untuk menindas militer Ukraina tanpa memperhatikan korban sipil. Dia tidak memiliki akhir politik yang berkelanjutan dalam menghadapi perlawanan sengit dari Ukraina," kata Burns, dikutip dari ABC News, Rabu (9/3/2022).
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
"Putin telah berkomentar secara pribadi dan kepada publik selama bertahun-tahun bahwa dia tidak percaya Ukraina adalah negara yang kuat," sambungnya.
Burns juga menyebut bahwa tindakan Putin dalam dua minggu terakhir adalah rencana yang biadab.
Direktur Badan Keamanan Nasional AS, Jenderal Paukl Nakasone, mengatakan, pihaknya telah menyusun skenario untuk serangan siber Rusia.
"Kita harus menjadi lebih baik, kita harus memperkuat infrastruktur kita dan memiliki kemampuan untuk menjadi tangguh. Kita harus menjadi lebih baik," kata Paukl.
Pejabat Tinggi badan intelijen Amerika Serikat, pada Selasa (8/3/2022), menyampaikan masalah serius mengenai tujuan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Ukraina, dan bagaimana invasi tersebut akan mempengaruhi keselamatan dan keamanan Amerika Serikat.
"Komunitas intelijen, seperti yang Anda tahu, memberikan peringatan tentang rencana Presiden Putin. Tetapi, kita berharap kita salah," kata Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines, kepada Komite Intelijen DPR pada acara tahunannya.
Kegagalan Rusia untuk merebut Kiev dengan cepat telah membuat Moskow kehilangan kemenangan momentum untuk menaklukkan Ukraina dalam waktu yang singkat.
"AS melihat rencana (invasi) dibangun dengan buruk, masalah moral dan masalah logistik yang cukup besar oleh pihak Rusia. Tidak jelas apakah Rusia akan mengejar rencana untuk menduduki seluruh wilayah Ukraina," ujar Haines.
Menurutnya, agresi militer pasukan Rusia dilakukan dengan mengabaikan keselamatan warga sipil non-kombatan, karena Rusia meluncurkan artileri dan serangan udara ke daerah perkotaan di seluruh kota Ukraina maupun dekat infrastruktur penting seperti pembangkit nuklir.
Bagaimanapun, Rusia harus dimintai pertanggungjawaban Rusia atas tindakan mereka.
"Kami menilai, Putin merasa dirugikan. Barat tidak memberikan penghormatan yang layak dan menganggap ini sebagai perang yang tidak bisa dia kalahkan," kata Haines, dalam keterangan lebih lanjut. [gun]