WahanaNews.co | Panglima Militer Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley menyebutkan, tak mudah mengusir ribuan tentara Rusia dari Ukraina, setidaknya untuk tahun ini.
Invasi Moskow yang dimulai sejak 24 Februari 2022, dengan dalih "operasi militer khusus", tak lama segera memasuki bulan ke-12. Hingga kini belum ada tanda-tanda perang bakal berakhir.
Baca Juga:
Ultimatum Dunia, Putin Tegaskan Rusia Siap Gunakan Nuklir untuk Bela Diri
Puluhan ribu tentara dan warga sipil dari kedua belah pihak sudah banyak yang tewas dalam konflik tersebut.
Jenderal Milley juga khawatir agresi tidak akan berakhir tahun ini. Dia bilang prediksi kemenangan Ukraina tidaklah realistis.
Jenderal Milley—Ketua Gabungan dari Kepala-Kepala Staf Militer AS serta penasihat utama Presiden Joe Biden dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin—bersama para pemimpin dunia bebas dan banyak pemimpin Eropa percaya bahwa satu-satunya cara konflik akan berakhir adalah melalui negosiasi.
Baca Juga:
Damaskus Diserbu, Lebih dari 50.000 Warga Suriah Selamatkan diri ke Lebanon
Dia berbicara tentang bagaimana masih ada pertempuran signifikan yang terjadi di sebagian besar Ukraina, dengan garis depan yang membentang dari kota terbesar kedua Kharkiv ke selatan ke Kherson dan timur laut ke Bakhmut di mana Rusia mengeklaim telah mendapatkan kembali wilayah yang dicaploknya.
"Dari sudut pandang militer, ini adalah pertarungan yang sangat, sangat sulit," katanya di pangkalan Angkatan Udara AS di Ramstein, Jerman, Jumat waktu setempat, di mana pembicaraan antara 54 negara terus membahas paket keamanan baru untuk Ukraina.
"Ini kurang lebih merupakan garis depan statis saat ini, dengan pengecualian Bakhmut dan Soledar di mana ada aksi ofensif yang signifikan terjadi dari kedua sisi," paparnya.