Beberapa hari sebelum peluncuran ICBM Korea Utara, Xi bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT Kelompok 20 di Bali.
Dalam pertemuan itu, Xi menyampaikan keyakinan bahwa Beijing tidak ingin melihat eskalasi lebih lanjut oleh Pyongyang.
Baca Juga:
Duel Udara Paling Sengit Abad Ini, Jet J-10 Tumbangkan Rafale di Langit Asia Selatan
Sementara Biden mengatakan ingin China, sekutu terpenting Pyongyang, menggunakan pengaruhnya untuk membantu mengendalikan Korea Utara.
Peluncuran rudal Korut pada 18 November tampaknya merupakan ICBM terbaru Pyongyang dengan jangkauan potensial untuk mencapai daratan Amerika Serikat.
Dewan Keamanan PBB telah mengadakan pertemuan terbuka mengenai peluncuran ICBM tersebut, dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan India termasuk di antara 14 negara yang "mengutuk keras" tindakan Pyongyang.
Baca Juga:
JF-17 dan HQ-9 Beraksi di Medan Tempur, China Uji Coba Perangkat Perang Lewat Tangan Pakistan
Sebelumnya pada bulan Mei, China dan Rusia memveto upaya yang dipimpin AS untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran rudal sebelumnya.
Pyongyang sudah berada di bawah berbagai sanksi internasional atas program rudal nuklir dan balistiknya, dan China menyumbang lebih dari 90 persen perdagangan bilateral negeri komunis itu. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.